Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Orang Terkaya Asia Akui 'Kecanduan' ChatGPT: Ini Momen Transformasional di Dunia AI

Orang Terkaya Asia Akui 'Kecanduan' ChatGPT: Ini Momen Transformasional di Dunia AI Kredit Foto: Startsunfolded/Gautam Adani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Orang terkaya Asia, Gautam Adani, mengatakan dia kecanduan ChatGPT. Untuk diketahui, ChatGPT adalah alat AI baru yang ampuh untuk berinteraksi dengan pengguna dengan cara percakapan yang meyakinkan.

Dalam posting LinkedIn minggu lalu, taipan India berusia 60 tahun itu mengatakan bahwa peluncuran ChatGPT adalah momen transformasional dalam demokratisasi AI mengingat kemampuannya yang luar biasa.

Miliarder itu mengaku "kecanduan" pada ChatGPT sejak dia mulai menggunakannya.

Baca Juga: Resmi! Orang Terkaya Inggris Jim Ratcliffe Ajukan Proses Pengambilalihan Manchester United!

Melansir CNN Business di Jakarta, Rabu (25/1/23) alat yang disediakan oleh perusahaan riset kecerdasan buatan OpenAI untuk masyarakat umum akhir tahun lalu ini telah memicu perbincangan tentang bagaimana layanan "AI generatif" yang dapat mengubah petunjuk menjadi esai, cerita, lagu, dan gambar orisinal setelah pelatihan pada kumpulan data daring besar. Kehadiran ChatGPT dapat mengubah cara kita hidup dan bekerja.

Beberapa mengklaim itu akan membuat seniman, tutor, pembuat kode, dan penulis kehilangan pekerjaan. Yang lain justru lebih optimis dengan mendalilkan bahwa itu akan memungkinkan karyawan menangani daftar tugas dengan efisiensi yang lebih besar.

“Tetapi tidak diragukan lagi bahwa AI generatif akan memiliki konsekuensi besar,” tulis Adani dalam postingannya. Ia menambahkan bahwa AI generatif memiliki potensi dan bahaya yang sama seperti chip silikon.

“Hampir lima dekade yang lalu, perintis desain chip dan produksi chip skala besar menempatkan AS di depan seluruh dunia dan menyebabkan munculnya banyak negara mitra dan raksasa teknologi seperti Intel, Qualcomm, TSMC, dll,” ujar pengusaha pelabuhan sampai pembangkit listrik.

“Itu juga membuka jalan bagi senjata presisi dan terpandu yang digunakan dalam peperangan modern dengan lebih banyak chip terpasang daripada sebelumnya,” tambahnya.

Perlombaan di bidang AI generatif akan segera menjadi kompleks dan terjerat seperti perang chip silikon yang sedang berlangsung, katanya.

Pembuatan chip baru-baru ini muncul sebagai titik nyala baru dalam ketegangan AS-China dengan Washington memblokir penjualan chip komputer canggih dan peralatan pembuat chip ke perusahaan China. Beberapa investasi China dalam pembuatan chip Eropa juga telah diblokir.

Raja infrastruktur India percaya bahwa China memiliki keunggulan atas Amerika Serikat dalam perlombaan AI karena peneliti China menerbitkan makalah akademis tentang masalah ini dua kali lebih banyak daripada rekan Amerika mereka pada tahun 2021, tulisnya dalam postingan yang diterbitkan pada hari Jumat setelah menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Davos.

Adani adalah orang terkaya ketiga di dunia yang memiliki kekayaan lebih dari USD120 miliar (Rp1.794 triliun), menjadikannya orang terkaya ketiga di dunia, di atas Jeff Bezos dan Bill Gates.

Saham tujuh perusahaan Adani yang terdaftar di berbagai sektor mulai dari pelabuhan hingga pembangkit listrik, telah mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Tetapi beberapa analis khawatir bahwa pertumbuhan ini menimbulkan risiko besar karena raksasa Adani senilai USD206 miliar (Rp3.081 triliuln) telah dipicu oleh pesta pinjaman senilai USD30 miliar (Rp448 triliun), menjadikan bisnisnya salah satu yang paling banyak berutang di negara ini.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: