Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemberdayaan Perempuan Penyintas Kekerasan Gender, Menteri PPPA: Harus Mandiri Secara Finansial

Pemberdayaan Perempuan Penyintas Kekerasan Gender, Menteri PPPA: Harus Mandiri Secara Finansial Kredit Foto: Kementerian PPPA
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan bahwa tidak mudah bagi perempuan untuk bisa mandiri karena masih banyak hambatan yang ditemui. Banyak kasus kekerasan yang menimpa perempuan dan anak di Indonesia sehingga menempatkan perempuan menjadi kelompok rentan.

Dia lantas menjelaskan bahwa Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA) mendapatkan amanat yang tertuang dalam 5 Arahan Presiden. Pertama, meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender.

Baca Juga: Gandeng Tanoto Foundation, Menteri PPPA Luncurkan Buku Bantu Perkembangan Emosi Anak

"Hal ini adalah pengakuan atas potensi perempuan untuk bisa mandiri, menghasilkan perubahan positif yang signifikan, dan mendorong perekonomian bangsa," ujar Menteri PPPA saat mengunjungi Kelompok Subsisten/Penyintas Asmarandhana di Kota Semarang, Senin (20/2/2023).

Kemen-PPPA memutuskan untuk menyasar perempuan penyintas kekerasan dan bencana, perempuan pra-sejahtera, dan perempuan sebagai kepala rumah tangga. Kelompok subsisten/penyintas yang dibina oleh Bank Indonesia ini sejalan dengan strategi Kemen-PPPA dalam menyasar kelompok perempuan rentan.

"Untuk membantu kesejahteraan perempuan, Kemen-PPPA menyasar pada kelompok perempuan rentan yang akan menjadi pintu masuk implementasi empat prioritas lainnya, yaitu peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pengasuhan anak; penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak; penurunan pekerja anak; dan pencegahan perkawinan anak," jelas Menteri PPPA, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.

Menurut Bintang, Kelompok Asmarandhana yang dikunjunginya adalah bukti ketekunan dan kemauan belajar yang tinggi dari para perempuan penyintas kekerasan dalam rumah tangga dan juga perempuan yang memiliki anak berkebtuhan khusus.

"Kegigihan mereka untuk bisa mandiri bisa kita lihat dari hasil anyaman kulit untuk bahan baku ekspor produk fashion lokal Rorokenes. Mereka perempuan luar biasa yang harus terus didukung dan didampingi," tegas Menteri PPPA.

Dia lantas memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kota Semarang yang memiliki kepedulian terhadap kelompok perempuan penyintas. Upaya sinergi bersama untuk mengentaskan perempuan dari ketidakberdayaan perlu dicontoh banyak pihak.

"Kami tidak dapat bekerja sendirian. Kekuatan kita adalah bersinergi dan berkolaborasi seperti yang sudah dicontohkan oleh Bank Indonesia. Kekuatan kita adalah saling support satu sama lain. Semoga program ini bisa direplikasi oleh institusi lain sehingga makin banyak perempuan rentan bisa diberdayakan," ujar Menteri PPPA.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: