Wapres Ma'ruf Amin Harap Peringatan Isra Mikraj Jadi Momentum Meneladani Sikap Moderat Rasulullah
Isra dan Mikraj merupakan perjalanan spiritual untuk menguatkan spirit dan mental Rasulullah Muhammad SAW dengan ditunjukkannya tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan penguatan mental dan spiritual ini sangat penting bagi Rasulullah setelah mengalami berbagai rintangan dalam berdakwah untuk melakukan perubahan dan perbaikan bagi seluruh umat manusia di segala bidang.
Oleh sebab itu, dari peristiwa Isra Mikraj yang monumental tersebut, umat Islam diharapkan dapat mengambil pelajaran (ibrah) untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya sikap moderat dalam keberagaman masyarakat.
Baca Juga: Terbang Menuju Jateng, Wapres Ma'ruf Amin Akan Resmikan Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo
"Kondisi masyarakat yang dihadapi Rasulullah SAW sangat beragam, baik dari aspek agama maupun etnis. Oleh karena itu, diperlukan sikap kepemimpinan yang penuh kesabaran, kebijaksanaan, dan keadilan, namun tetap teguh dalam menyampaikan prinsip-prinsip agama dalam setiap misi dakwahnya," kata Wapres Ma'ruf Amin saat memberikan sambutan pada acara Peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW Tingkat Kenegaraan 2023 M/1444 H di Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo, Jalan A. Yani No. 128, Gilingan, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (28/2/2023).
Menurutnya, misi utama dakwah Rasulullah, yaitu terciptanya masyarakat yang moderat dalam segala hal, seperti cara berpikir, bersikap, dan bertindak, serta dalam hal ibadah maupun muamalah dapat tercapai.
"Sesuai Al-Quran Surah Al-Baqarah Ayat 143: Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) 'umat pertengahan' agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu," terangnya.
Adapun, sikap moderat dalam segala hal tersebut, menurut Wapres, telah dibuktikan secara langsung dalam kehidupan keseharian Rasulullah.
"Ada banyak sekali riwayat hadis yang membuktikan hal itu, antara lain sikap Rasulullah SAW saat menghadapi perlakuan penduduk Thaif yang menyakiti Beliau. Rasulullah meresponsnya bukan dengan kemarahan, tetapi dengan berdoa, semoga mereka mendapatkan petunjuk dari Allah karena mereka tidak tahu," ujarnya.
Dalam setiap salat, lanjut Wapres, sikap moderat juga pada dasarnya selalu dimintakan kepada Allah SWT oleh umat Islam, yaitu saat berdoa dalam surah Al-Fatihah, 'ihdinas shirathal mustaqiim', yang ditafsiri sebagian ulama sebagai permohonan jalan yang moderat, bukan jalan yang ekstrem, dan tidak juga jalan yang lalai atau abai.
"Sikap moderat itu juga diperintahkan oleh Allah SWT, dalam Al-Qur'an surah Hud, yang artinya hendaknya kamu konsisten seperti engkau diperintahkan dan orang-orang yang bersama kamu dan jangan 'tathghau', yang oleh ulama, kata ini diartikan jangan berlebihan dalam beragama (ghuluw fiddiin) dan jangan melampaui batas," ungkapnya.
Oleh karena itu, tegas Wapres, dengan melihat sikap moderat yang dicontohkan Rasulullah, umat Islam haruslah menjadi pihak terdepan dalam mengamalkan sikap tersebut.
"Dalam konteks berbangsa dan bernegara, sikap moderat ini sangat relevan dan harus dijadikan pedoman, karena bangsa kita adalah bangsa yang majemuk," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement