Pihak antisawit sering kali mengaitkan munculnya isu-isu lingkungan dengan berkembangnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Bahkan, industri perkebunan sawit dituding sebagai sektor bernilai minus sebagai perusak lingkungan, penyebab kebakaran hutan, hingga penyebab tanah kering dan tandus. Lantas, bagaimana faktanya?
Melansir laporan PASPI Monitor, tudingan terkait perkebunan sawit penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tidaklah benar.
Baca Juga: Solusi Pengembangan Produksi Vitamin A dari Minyak Sawit
Karhutla yang cukup besar kembali terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia pada tahun 2019, setelah pada 3 tahun sebelumnya mengalami penurunan. Industri sawit juga kembali dituduh sebagai aktor utama dari bencana karhutla, padahal berdasarkan data Global Forest Watch (2019) menunjukkan sekitar 68% titik api ternyata berada di luar konsesi.
Sementara itu, titik api di konsesi industri sawit relatif sedikit hanya sebesar 11% atau lebih sedikit dibandingkan titik api di konsesi industri pulpwood (16%).
"Pelaku industri sawit khususnya perusahaan perkebunan besar justru berupaya melakukan mitigasi dan upaya preventif lainnya dengan membentuk SATGAS untuk berkoordinasi dengan Dinas Kebakaran, TNI-POLRI, BNPB/BPBD, Desa Peduli Api, dan SATGAS perusahaan lain untuk mencegah timbulnya titik api pada lahan perkebunannya atau lahan sekitarnya," catat laporan PASPI Monitor.
Tidak hanya itu, dalam sumber yang sama juga disebutkan, tudingan kelapa sawit sebagai komoditas minyak nabati penyebab tanah tandus juga tidak sesuai dengan fakta yang ada.
Kelapa sawit termasuk jenis tumbuhan yang memiliki peran untuk konservasi tanah, bukan sebaliknya, yang membuat tanah kekeringan dan menjadi gurun.
Baca Juga: BPDPKS Salurkan Dana Rp7,5 Triliun Untuk Peremajaan Sawit
Dalam laporan PASPI Monitor, fakta empiris menunjukkan kebun sawit di Pulau Raja, Asahan, Sumatra Utara, yang sudah dibudidayakan sejak lebih dari satu abad lalu masih berbentuk kebun dan tidak berubah menjadi gurun.
Banyak penelitian yang juga membuktikan biomassa pada kebun sawit meningkat dengan semakin tua umur kelapa sawit dan memiliki peran penting dalam meningkatkan kesuburan tanah. Lantaran, biomassa tersebut dapat dikembalikan ke lahan sehingga lahan tetap subur.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement