Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masa Depan Bisnis AI di Indonesia Perlu Diamankan

Masa Depan Bisnis AI di Indonesia Perlu Diamankan AI. | Kredit Foto: Entrepreneur.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kewaspadaan dan respons cepat terhadap risiko siber bagi pelaku bisnis di Indonesia di tengah penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang canggih perlu ditingkatkan. Saat ini, AI juga telah menjadi salah satu teknologi paling dibicarakan di lanskap bisnis Indonesia, di mana Pemerintah turut mememberikan dukungannya melalui penerapan langkah strategis demi menciptakan pertumbuhan yang inklusif dan kemajuan yang cepat.

Dengan ini, risiko upaya siber pun menjadi lebih terorganisir dan tersebar luas di tengah pesatnya inovasi teknologi, sistem yang kompleks, dan berbagai data yang semakin terhubung. Apalagi Indonesia diproyeksikan menjadi pemimpin terdepan dalam adopsi AI di ASEAN pada 2030 dan menjadi negara maju pada tahun 2045.

"Kehadiran AI kini dapat dirasakan dalam aktivitas yang paling sederhana sekalipun, mulai dari smartwatch yang dapat menghitung detak jantung hingga mobil tanpa pengemudi bahkan gym dari rumah. AI seperti ChatGPT juga menunjukkan kemungkinan terobosan dan manfaat luar biasa yang dapat membawanya ke semua industri dan fungsi bisnis. Namun, statistik kami untuk Indonesia tahun lalu menegaskan bahwa adopsi teknologi canggih harus terus disertai dengan antisipasi dan respon perusahaan yang tepat terhadap serangan siber," tutur General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, Yeo Siang Tiong dalam pernyataannya pada Senin (6/3/2023).

Baca Juga: Simak! Ini Lima Tren Industri Kecerdasan Buatan di 2023

Terkait dengan hal ini, prediksi konsumen dari perusahaan global cybersecurity Kaspersky mengungkapkan bahwa teknologi inovatif mulai dari VR, AR, antarmuka suara, dan otomatisasi proses (termasuk robotisasi komunikasi) hingga pengujian dan penilaian yang mendukung AI akan memicu peningkatan serangan siber pada tahun ini.

Dari data terbaru Kaspersky, sebanyak 41.039.452 ancaman online yang menyasar pengguna di Indonesia telah diblokir oleh Kaspersky selama periode Januari-Desember 2022. Meski ancaman ini telah menurun 4,52% dari 42.983.721 ancaman pada tahun 2021, namun Indonesia masih berada di peringkat ke-68 secara global dalam hal bahaya yang terkait dengan berselancar di web.

Dalam hal ancaman lokal, 45% pengguna Kaspersky di Indonesia telah menjadi sasaran dari jenis ancaman online, di mana sebanyak 56.463.262 serangan offline telah diblokir dari Januari-Desember 2022. Serangan ini menurun 24,52% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 dengan jumah insiden lokal pada komputer peserta KSN di Indonesia mencapai 74.803.899, menempatkan Indonesia di peringkat ke-64 secara global dalam hal ancaman lokal.

Statistik infeksi lokal untuk komputer pengguna merupakan indikator yang sangat penting. Worm dan virus file menyumbang atas sebagian besar insiden tersebut. Data ini menunjukkan seberapa sering pengguna diserang oleh penyebaran malware melalui drive USB yang dilepas, CD dan DVD, dan metode offline lainnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: