Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

GoTo Tutup Unit Bisnis Pinjaman Konsumen di India dan Pangkas 30 Karyawan

GoTo Tutup Unit Bisnis Pinjaman Konsumen di India dan Pangkas 30 Karyawan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Induk teknologi terbesar di Indonesia, GoTo Group menutup unit bisnis pinjaman konsumennya di wilayah barat kota India, Pune, sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk mencapai profitabilitas.

Menurut keterangan tertulisnya pada Senin (5/6/2023), GoTo Group juga telah merumahkan 30 karyawannya di Pune sambil memindahkan seluruh timnya ke Bangalore.

GoTo mengeklaim bahwa bisnis pinjaman konsumennya telah menjadi kontributor kunci pada untuk keseluruhan strategi pertumbuhan GoTo Financial Technology (GFT) dengan pinjaman tumbuh 40% setiap tiga bulan menjadi Rp831 miliar atau US$55,9 juta pada kuartal pertama tahun 2023.

Baca Juga: Terus Gencarkan Program Kepemilikan Saham Karyawan, GPF Alihkan Lagi 1,1 Miliar Lembar Saham GOTO

Juru bicara GoTo Group menyatakan, pihaknya menerapkan reorganisasi tim unit bisnis pinjaman agar efektif dan terukur. 

"Ini termasuk memindahkan bagian dari tim pinjaman konsumen yang ditempatkan di Pune di India ke Bangalore, sedangkan engineer GFT yang berbasis di India akan mengambil peran lain yang saat ini berbasis di Pune untuk memastikan pemahaman yang lebih dekat tentang pengguna akhir (end user)."

Karyawan yang terkena dampak akan didukung di luar persyaratan regulasi, menurut perusahaan tersebut.

"Ini adalah latihan yang ditargetkan. Keberadaan kami yang tersisa di India akan terus bertindak sebagai sumber daya teknik utama untuk Grup [GoTo]," ujar juru bicara tersebut.

Langkah GoTo baru-baru ini muncul setelah memberhentikan 600 karyawan pada Maret dalam upaya serupa untuk mencapai profitabilitas dengan merampingkan divisi bisnisnya. Raksasa teknologi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu telah memangkas 1.300 pekerjaan pada akhir 2022.

Berdasarkan pendapatan GoTo untuk Januari-Maret 2023, jumlah karyawan GoTo pada Maret 2023 tercatat sebanyak 9.113 orang, berkurang dari 9.287 orang pada Maret 2022. Sedangkan gaji dan tunjangan karyawan pada Januari-Maret 2023 mencapai Rp 1,57 triliun dibandingkan dengan 1,47 triliun rupiah pada kuartal yang sama tahun lalu.

Manajer industri The Economist Intelligence, Swarup Gupta mengatakan bahwa adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) GoTo ditujukan untuk mencapai harga impas EBITDA di akhir tahun 2023. Ketika peningkatan marjinal terlihat pada laba bersih di kuartal ketiga tahun 2022, penurunan besar-besaran pada kuartal berikutnya mungkin membuat manajemen memikirkan PHK lebih lanjut.

Perusahaan juga menghasilkan peningkatan EBITDA yang disesuaikan dan pendapatan bersih pada kuartal pertama tahun 2023, yang artinya dapat meningkatkan pendapatan meskipun terjadi PHK dan konsolidasi karyawan.

Gupta menjelaskan, tampaknya titik impas atau breaking even akan tercapai dan mungkin tidak memerlukan pendanaan eksternal tambahan. 

"Pada titik ini, tampaknya akan mencapai titik impas dan mungkin tidak memerlukan pendanaan eksternal tambahan, terutama jika terus menurunkan biaya melalui penyesuaian lebih lanjut," katanya kepada DealStreetAsia.

Sementara itu, Kepala Riset PT Yuanta Sekuritas Chandra Pasaribu mengatakan, GoTo tidak bisa terus-terusan memangkas karyawannya untuk mendongkrak profitabilitas. “Mereka punya batasan sendiri, dan jika terus mengurangi staf, perusahaan akan tutup,” terangnya kepada DealStreetAsia.

Hal terpenting dari strategi PHK adalah tidak akan menjadi bumerang bagi jajaran atas perusahaan. "Perusahaan juga harus meningkatkan topline jika target cost-cutting tercapai," ujarnya.

Menurut Pasaribu, pendapatan GoTo tumbuh lambat pada periode Januari-Maret karena biaya tambahan di platform GoTo dan persaingan ketat. Karena itu, GoTo perlu menemukan cara untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan mereka.

Pada kuartal pertama tahun 2023, GoTo membukukan pendapatan bersih sebesar Rp3,3 triliun, yang dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp1,5 triliun. Pendapatan kotor pada kuartal terakhir mencapai hampir Rp6 triliun, naik dari Rp5,2 triliun pada kuartal pertama tahun 2022. Sedangkan gross transaction value (GTV) GoTo Group mencapai Rp148,5 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Perdagangan saham di GoTo ditutup pada tengah hari Senin setelah saham anjlok 14,97% menjadi Rp125 per saham. Saham GoTo sejauh ini telah merosot lebih dari 67% sejak listing mereka pada April tahun lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: