Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cara Menentukan Menu di Bisnis Kuliner, Banyak atau Sedikit Ya?

Cara Menentukan Menu di Bisnis Kuliner, Banyak atau Sedikit Ya? Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Keberagaman menu memang menarik, tetapi malah ada lho bisnis kuliner yang cuma jualan ayam goreng tetapi ramai sampai antre. Kira-kira perlu nggak sih punya banyak menu?

Ternyata banyak menu atau enggak tergantung dengan kondisi-kondisi berikut ini lho. Mengutip YouTube Foodizz Channel, berikut ulasannya!

1. Model bisnis

Banyak atau tidaknya menu tergantung pada model bisnis. Bisnis warteg pastinya perlu banyak menu, tetapi kalau hanya bakso, sate, sop buntut, sepertinya cukup sedikit menu. Ini karena konsumen sudah tahu mau membeli apa.

Baca Juga: Cara Menjadikan Hobi sebagai Bisnis Kuliner yang Menguntungkan

2. Kompetensi dan pengalaman owner

Kira-kira apakah kita sendiri memiliki ilmu, waktu dan pengalaman menjalani bisnis dengan banyak bahan baku? Jangan sampai berbisnis keren-kerenan saja, padahal sendirinya tidak siap.

3. Kapasitas tempat duduk dan putaran konsumen

Jika kapasitas tempat duduknya sendiri dan ingin putaran konsumen cepat, maka sedikit menu bisa jadi strategis. Ini karena menerima order dan mengantarkannya bisa dilakukan dengan cepat.

Dengan hanya satu menu, seharusnya kamu lebih bisa memaksimalkan kapasitas tempat duduk yang terbatas sehingga omzet bisa maksimal. Terlebih, nggak membuat konsumen menunggu lama.

4. Kebiasaan konsumen

Kebiasaan konsumen juga menjadi pertimbangan untuk memilih banyak menu atau sedikit menu. Misalnya, target market adalah tetangga sekitar yang membutuhkan makanan sehari-hari. Sehingga, membuka warung makan dengan banyak menu bisa jadi lebih menarik agar konsumen tidak merasa bosan.

5. Pengelolaan inventory dan HPP

Pengelolaan inventory atau gudang dan HPP harus menjadi pertimbangan dalam memutuskan banyak menu atau sedikit menu. Pastinya mengelola banyak barang, apalagi masih manual dengan excel bisa menimbulkan masalah di kemudian hari. Mulai dari waste (bahan terbuang), pencurian, seilisih stok, kadaluarsa, dan lain sebagainya.

6. Target numbers

Jika yang ditargetkan dapat dikejar hanya lewat single menu, maka banyak menu tidak diperlukan. Jadi, bijaklah dalam menentukan ya.

7. Model pengembangan bisnis

Kira-kira berapa banyak cabang yang ingin dibuka dan bagaimana pengembangannya? Ini juga akan menjadi salah satu pertimbangan penting dalam memutuskan mau bisnis kuliner yang banyak atau sedikit menu.

Pengelolaan supply chain, kitchen, outsourcing tentu akan menjadi kendala besar ketika kita banyak menu tapi aggressive untuk berkembang dibanyak cabang, belum lagi nanti impactnya ke urusan operasional, service, standarisasi, dll.

8. Kompleksitas pengelolaan bisnis

Banyak menu tentu saja akan lebih kompleks dalam pengelolaan bisnisnya dibandingkan sedikit menu. Kompleksitas dengan banyak menu ini bisa jadi permasalahan tersendiri loh, bayangkan gimana nanti pusingnya proses produksi menunya, mengelola forecasting setiap menu, melakukan inventory menu, kontrol audit, dan lain sebagainya. Yakin sudah siap dengan semua hal ini?

9. Kompetitor sejenis

Pada akhirnya banyak atau sedikit menu juga tergantung dengan siapa kita akan bersaing, jika kompetitor kita banyak menu dan rame, artinya memang kita harus banyak menunya juga untuk bisa bersaing dengan kompetitor tersebut, tapi di sisi lain bisa saja justru sedikit menu dengan menjadi spesialis di banding kompetitor.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: