Pemerintah Kembangkan Perangkat Kunci Pengelolaan Ruang Laut: Ocean Big Data dan Ocean Account
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah berupaya mengembangkan perangkat berbasis digital untuk memperbaiki tata kelola ruang laut sebagai upaya menghadapi tantangan dunia.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengungkap dua perangkat tersebut adalah ocean big data dan ocean account. Dia menyebut, dua perangkat kerja itu merupakan kunci bagi pengelolaan ruang laut.
"Saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan sedang mengembangkan dua tools atau perangkat kunci bagi pengelolaan ruang laut yaitu ocean big data dan ocean counting," kata Trenggono dalam sambutannya di acara Marine Spatial Planning and Services Expo 2023 di Pullman Hotel, Jakarta, Selasa (19/9/2023).
Baca Juga: Krusialnya Code of Conduct Laut China Selatan, Indonesia Bisa Kendalikan China
Trenggono menyebut, ocean big data dibangun berbasis teknologi yang ditempatkan di daerah pesisir, laut, dan udara. Dia menyebut teknologi itu seperti radar yang memiliki sensor yang berfungsi sebagai alat ukut kualitas perairan dan laut.
"Seperti radar, sensor-sensor yang mengukur kualitas perairan dan laut, dron bawah air, dron udara, dan nano satelit untuk memetakan aktivitas yang terjadi di laut serta kondisi laut dan habitatnya," jelasnya.
Dia juga mengaku akan menggandeng Starlink untuk membantu kapal-kapal perikanan mengirimkan data tangkapan secara online melalui aplikasi E-PIT dalam kebijakan Penangkapan Ikan Terukur yang akan diterapkan pada Januari 2024 mendatang.
"Berdasarkan teknologi tersebut dan artificial intelligence, maka ocean big data akan terwujud serta kondisi pesisir dan laut terupdate secara reguler yang dapat menjadi decision support system dalam membantu pengelolaan dan pemantauan sumber daya ekosistem pesisir serta laut secara kontinyu," jelasnya.
Sementara ocean account, kata Trenggono, menjadi sistem manajemen data spasial dan nonspasial. Melalui perangkat tersebut, industri perikanan mampu memberikan informasi kekayaan laut Indonesia.
Trenggono juga menyebut, ocean account memberi kemudahan bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan mengukur setiap kegiatan dan pemanfaatan ruang laut serta pencemaran dan kerusakan.
"Dengan upaya pelestarian konservasi, rehabilitasi, dan restorasi sebagai penambah kekayaan laut Indonesia ocean accounting juga akan memprediksi dampak dari setiap perizinan pemanfaatan ruang laut terhadap kondisi kualitas dan fungsi ekologi laut," jelasnya.
Lebih lanjut, Trenggono menilai dua perangkat itu bisa memberikan informasi pemanfaatan ruang laut dan memastikan kinerja ekonomi maritim. Dengan begitu, implementasi kebijakan ekonomi biru bisa terus menyediakan batang dan jasa bagi kebutuhan ekonomi masyarakat.
"Kita harus memulai menjaga dan mengelola laut melalui regulasi kebijakan dan keputusan pengelolaan ruang laut yang berdasarkan pada data dan informasi yang up-to-date, terukur dalam skala yang detail dan tersedia secara regular maupun periodik," tandasnya.
Baca Juga: KTT Ke-20 ASEAN-India, Presiden RI: Jadikan Samudera Hindia sebagai Lautan Kerja Sama
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Amry Nur Hidayat
Advertisement