Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemilu Selesai, Merdeka Copper Gold Beber Kinerja Pertambangan

Pemilu Selesai, Merdeka Copper Gold Beber Kinerja Pertambangan Kredit Foto: MDKA
Warta Ekonomi, Surabaya -

Perusahaan pertambangan logam dan mineral, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) optimis produk emas dari anak perusahaan Tambang Emas Tujuh Bukit, Banyuwangi yakni, PT Bumi Suksesindo (BSI) mampu memproduksi emas sebesar 100.000 hingga 120.000 ounce pada 2024.

Optimisme kenaikan produksi emas itu disebabkan harga emas saat ini sudah cukup membaik, yaitu tembus angka US$2.000/oz. Hal itu diungkapkan General Manager Communications MDKA, Tom Malik dalam keterangan resminya pada Warta Ekonomi di Surabaya pada Jumat kemarin (16/2). 

Baca Juga: Harga Emas Antam Meningkat Lagi Jelang Akhir Pekan Ini, Cek Rinciannya!

Menurut Tom, keoptimisan ini dikarenakan kinerja produksi emas MDKA pada tahun 2023 berhasil mencapai 138.666 ounces dengan total biaya tunai $842/oz dan harga jual $1,939/oz. Produksi emas 2023 naik dibandingkan dengan produksi di 2022 dengan jumlah 125.133 ounces.

"MCG berhasil mencatat pencapaian yang sangat baik sepanjang tahun lalu. Ini sekaligus menegaskan posisinya sebagai perusahaan tambang terkemuka yang terus mengembangkan proyek-proyek kelas dunia yang menghasilkan logam dan mineral yang esensial bagi kemajuan hidup manusia,” terang Tom.

Lebih lanjut, Tom menjelaskan, selain Tambang Emas Tujuh Bukit, MDKA juga mencatatkan kinerja produksi tembaga pada 2023 dari Tambang Tembaga Wetar yang dikelola PT BKP-BTR, tercatat mencapai 12.706 ton dengan total biaya tunai $3,74/lb dan rerata harga jual $8.578/t.

Baca Juga: Penjualan Eceran Diperkirakan Naik, BI Ungkap Sektor Pendorongnya!

PT BKP-BTR, kata Tom, juga mencatat pendapatan baru dari pengiriman bijih pirit ke Pabrik AIM (Acid Iron Metal) yang dioperasikan PT Merdeka Tsingsan Indonesia (MTI), anak perusahaan PT Merdeka Battery Materials, Tbk (MBMA) dengan total 30.000 ton bijih pirit.

“Produksi Tambang Tembaga Wetar untuk 2024 ditargetkan direntang 14.000 -16.000 ton atau naik dibanding 2023,” ujarnya.

Di sektor nikel sendiri yang berasal dari anak perusahaan Merdeka lainnya, yakni PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mencatat produksi nikel full year sebesar 95.450 ton, yang terdiri dari 65.117 ton nikel dalam NPI (Nickel Pig Iron) dan 30.333 ton nikel dalam Nickel Matte. 

Seiring peningkatan kapasitas dari 3 fasilitas pengolahan RKEF (Rotary Kiln Electric Furnace), saat ini MBMA terus mengembangkan fasilitas High-Pressure Acid Leach (HPAL) di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP), yang diperkirakan akan mulai dioperasikan pada akhir 2024 sehingga semakin menambah kapasitas produksi. 

Baca Juga: Menuju Industri 4.0, Metrodata Electronics (MTDL) Optimis Raih Pendapatan Rp25 Triliun pada 2024

"Kinerja sektor nikel juga akan kembali terdongkrak oleh Tambang Nikel SCM yang akan beroperasi penuh di 2024 ini, dengan target produksi Saprolit sebanyak 4 Juta ton dan Limonit sebanyak 11 Juta ton,” beber dia.

Tom menambahkan, pihaknya berkomitmen menjadi perusahaan tambang dengan kinerja yang baik dan menguntungkan di masa depan dengan bertransformasi ke operasi proyek-proyek tambang mineral yang berumur panjang seperti PANI Gold Projet, Project AIM, dan Tujuh Bukit Copper Project. 

Adapun PANI Gold Project yang terletak di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo merupakan proyek tambang emas primer yang mengandung 6,6 juta ounces emas. Sejak mengembangkan proyek ini di tahun 2022 hingga akhir 2023, Merdeka telah menginvestasikan lebih dari $114 juta.  

Ke depan, lanjut Tom, pihaknya berencana menginvetasikan sekitar $200 juta untuk fase 1 yang ditargetkan mulai produksi di akhir tahun 2025. Project AIM/ Acid, Iron, Metal terletak di Morowali, Sulawesi Tengah telah melakukan commisioning dan diharapkan dapat beroperasi di kuartal I/2024, guna melayani pemain hilir dalam rantai nilai baterai kendaaran listrik (EV) dengan menyediakan asam dan uap yang akan dibutuhkan oleh fasilitas pengolahan HPAL. Bahan baku AIM berasal sepenuhnya dari bijih sisa pakai dan bijih pirit berkualitas dari Tambang Tembaga Wetar. 

Baca Juga: Industri Pengolahan Catatkan Kinerja Impresif pada 2023, Kemenperin: Ini Merupakan Kerja Keras

Sementara itu, Tujuh Bukit Copper Project yang terletak di Banyuwangi merupakan proyek yang ditargetkan akan berproduksi di akhir 2026 dan mengandung sumber daya mineral sebanyak 1,71 miliar ton dengan kadar tembaga 0,47% dan emas 0,50 g/t. 

"Untuk proyek ini, kami telah menginvestasikan US$185 juta sejak 2018 untuk studi kelayakan yang terperinci. Beroperasinya proyek-proyek di tahun ini dan beberapa tahun kedepan akan mengukuhkan posisi grup Merdeka sebagai perusahaan tambang terkemuka di Indonesia,” pungkas Tom

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: