Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dari Pemangkasan Suku Bunga Hingga Penurunan Pajak Ekspor, Harga CPO Diproyeksikan Tetap Positif

Dari Pemangkasan Suku Bunga Hingga Penurunan Pajak Ekspor, Harga CPO Diproyeksikan Tetap Positif Pekerja mengangkut kelapa sawit ke dalam truk di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020). Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mencatat volume ekspor produk minyak sawit dan turunannya pada bulan Juli 2020 naik sebesar 13 persen menjadi 3,13 juta ton dari sebelumnya 2,76 juta ton dan ekspor produk olahan CPO naik sebesar 21,8 persen menjadi 1,97 juta ton dari sebelumnya 1,6 juta ton. | Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong, menyebut jika prospek harga minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) masih tetap positif meskipun dibayangi potensi peningkatan suplai di pasar yang terus meningkat.

Di sisi lain, dikutip dari data Trading Economics, Rabu (25/9/2024), harga CPO bertengger di MYR 4.047 per ton dan dalam 24 jam terakhir harganya meningkat 1,45% dan sepekan terakhir naik 5,17%.

Lukman menyebut bahwa pendorong kenaikan harga CPO adalah keputusan pemangkasan suku bunga jumbo The Fed. Sebagaimana yang diketahui, The Fed telah memangkas suku bunganya sebesar 50 basis poin (bps).

Peran lainnya yang mendorong prospek positif dari CPO selain pemangkasan suku bunga adalah stimulus ekonomi dari pemerintah China yang akan mendukung harga CPO di pasar global.

Baca Juga: Tarif Pungutan Ekspor Indonesia Berubah, Harga CPO Diprediksi Bullish Hingga Akhir Tahun

"Faktor lain yang bersifat situational seperti kendala produksi di Malaysia dan kendala penerapan pada Undang-Undang deforestasi EU (Uni Eropa) turut mendukung harga," kata Lukman, Rabu (25/9/2024).

Sedangkan untuk faktor dalam negeri sendiri, Lukman menilai jika penurunan pajak ekspor Indonesia juga berpotensi memberikan efek negatif lantaran akan meningkatkan suplai CPO ke pasar global. Kendati demikian, dia menegaskan bahwa di luar hal tersebut, prospek harga CPO akan tergantung pada langkah-langkah pemangkasan suku bunga lanjutan The Fed.

"Menurut saya kebijakan stimulus China akan lebih penting dan bisa memberikan dukungan yang lebih jangka panjang," kata Lukman.

Mempertimbangkan berbagai hal itu, ia memperkirakan harga CPO akan berkisar di MYR 4.200 per ton hingga akhir tahun 2024.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: