Harga minyak mentah global anjlok tajam pada penutupan perdagangan di Jumat (15/11/). Hal tersebut dipicu oleh prediksi melimpahnya pasokan minyak hingga penguatan dolar dari Amerika Serikat (AS).
Dilansir Senin (18/11), harga West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember 2024 turun 2,45% menjadi US$67,02 per barel. Sementara harga Brent untuk pengiriman Januari 2025 merosot 2,09% menjadi US$71,04 per barel.
Baca Juga: PENN Memulai Feed Proyek Pengembangan Offshore Lapangan Minyak Ande Ande Lumut
Laporan International Energy Agency (IEA) membuat investor khawatir karena menyebutkan bahwa pasar minyak global diperkirakan akan terus berada dalam tekanan akibat surplus pasokan lebih dari 1 juta barel per hari pada 2025.
Serupa, Energy Information Administration (EIA) AS dalam laporannya juga menunjukkan kenaikan produksi minyak yang lebih besar dari ekspektasi.
Kedua hal tersebut diperparah dengan adanya penurunan permintaan akan komoditas terkait karena guncangan ekonomi yang terjadi di China.
Adapun penguatan dolar juga turut berperan dalam memperburuk kondisi harga minyak. PenguatanĀ greenback membuat harga minyak menjadi lebih mahal bagi negara-negara yang tak menggunakan mata uang tersebut. Hal tersebut akhirnya menekan permintaan minyak dunia.
Baca Juga: Sukses Optimalisasi, Pertamina EP Prabumulih Cetak Rekor Produksi Minyak 10.000 BOPD
Secara keseluruhan, adanya kekhawatiran akan ketidakseimbangan pasokan menjadi faktor utama dalam penurunan harga minyak. Hal tersebut diperparah dengan dinamika ekonomi global, salah satunya adalah penguatan dolar dari AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement