Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Delay Menuju US$3.000, Tren Bullish Harga Emas Diganggu Kepastian Tarif AS

Delay Menuju US$3.000, Tren Bullish Harga Emas Diganggu Kepastian Tarif AS Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Logam mulia kompak mengalami koreksi menyusul harga emas yang kembali melemah dalam perdagangan di Kamis (27/2). Pasar merespons cepat kepastian hingga penambahan kebijakan tarif untuk Meksiko, Kanada dan China dari Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari CNBC International, Jumat (28/2), berikut ini adalah catatan pergerakan harga sejumlah logam mulia utama dunia. Semua komoditas terkait kompak melemah secara signifikan:

  • Emas spot: Turun 1,1% ke US$2.885,13 per ons.
  • Emas berjangka AS: Merosot 1,2% ke US$2.895,9 per ons.
  • Perak: Turun 1,2% ke US$31,45 per ons.
  • Platinum: Turun 1,2% ke US$954,05 per ons.
  • Paladium: Melemah 0,6% ke US$921 per ons.

Chief Operating Officer Allegiance Gold, Alex Ebkarian mengatakan harga emas mengalami koreksi menyusul penguatan dolar yang membuat harga komoditas ini menjadi lebih mahal untuk dibeli oleh investor luar dari AS.

Koreksi emas sendiri tidak terlepas dari adanya kepastian soal kebijakan tarif untuk Meksiko dan Kanada. AS baru-baru ini mengumumkan bahwa kebijakan tarif untuk kedua negara tersebut akan berlaku 4 Maret 2025.

Tak hanya itu, kebijakan tarif untuk akan ditambah sebesar 10% untuk China. Pengumuman ini menjadi sebuah kejutan usai adanya simpang siur kabar kebijakan tarif yang dikabarkan akan diumumkan secara serentak di 1 April 2025.

Adapun pengumuman kebijakan tarif tersebut membuat reli emas terguncang. Namun Alex mengatakan bahwa pergerakan emas masih dalam tren bullish menuju US$3.000.

“Arah pergerakan emas sebenarnya sudah jelas. Koreksi jangka pendek dan aksi ambil untung ini adalah bagian normal dari siklus,” kata Alex Ebkarian.

Meski demikian, terdapat harapan untuk kembali menggerakan emas dalam waktu dekat melalui arah data inflasi utama yang bisa memberi petunjuk soal kebijakan moneter dari Federal Reserve (The Fed).

Pasar menantikan Indeks Personal Consumption Expenditures (PCE) AS. Saat ini, pasar memperkirakan bank sentral akan memangkas suku bunga setidaknya dua kali tahun ini, dengan total penurunan sekitar 55 basis poin hingga 2025.

Baca Juga: Perang Dagang Makin Panas, China Tuntut Trump Hentikan Rencana Tarif Tembaga

“Emas berpotensi menembus US$3.000 per ons dalam 30 hingga 60 hari ke depan, tergantung reaksi pasar terhadap kebijakan tarif,” ujar Ebkarian.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: