Rakuten Hengkang dari Singapura, Malaysia, dan Indonesia, Ada Apa?
Oleh: ,
WE Online, Jakarta - Rakuten telah memutuskan untuk menutup usahanya di Singapura, Malaysia, dan Indonesia pada 1 Maret mendatang sebagai bagian dari strategi e-commerce-nya demi memuluskan pencapaian bisnis pada 2020.
Penutupan tersebut merupakan transisi dari model business-to-business-to-customer (B2B2C) menuju model customer-to-customer (C2C).
"Di Asia Tenggara, sebagai pasar yang berubah dan beradaptasi, kami sedang menuju C2C dan model bisnis mobile untuk e-commerce dan bisnis lainnya," kata juru bicara Rakuten seperti dikutip dari laman Channel NewsAsia di Jakarta, Senin (15/2/2016).
Transformasi model bisnis untuk e-commerce ini akan lebih terfokus kepada kepuasan pelanggan dan pengalaman yang berkualitas di Jepang di mana Rakuten adalah pemimpin pasar; pengembangan model ekosistem di Taiwan; percepatan perdagangan lintas batas di Asia Timur; strategi perdagangan elektronik terbuka yang dipimpin oleh Ebates di Amerika Serikat; dan memperkenalkan jasa layanan mobile consumer to consumer (C2C) di seluruh dunia.
Rakuten menegaskan 150 karyawan di seluruh Singapura, Indonesia, dan Malaysia akan diberhentikan. "Sebagai bagian dari transisi ini, kami akan mendukung karyawan dengan kompensasi redundansi dan kami akan berusaha untuk memberikan bantuan kepada karyawan untuk mencari pekerjaan alternatif," kata perusahaan.
Meski begitu, Rakuten akan tetap memiliki kantor pusat regional di Singapura dan terus melanjutkan operasi bisnis lain di kawasan tersebut serta mencari potensi pertumbuhan yang baru di Asia Tenggara. Bisnis Rakuten lain yang aktif di kawasan ini mencakup Travel Rakuten, Viber, Kobo, Rakuten Institute of Technology, dan Rakuten Ventures.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement