Adanya Simbiosis Mutualisme Kebun Sawit dengan Petani Komoditas di Daerah

Kehadiran kebun-kebun sawit pada 190 kabupaten/kota di Indonesia dapat menjadi bagian dari mesin pemutar ekonomi para petani pangan, peternak, dan nelayan kecil di pelosok daerah tersebut. 

“Sejak awal pembangunan kebun sawit, simbiosis mutualisme ekonomi antara petani, peternak, dan nelayan lokal telah terjalin,” catat laporan PASPI. 

Baca Juga: Inovasi Produk Turunan Sawit yang Dapat Dikembangkan pada Skala UKMK

Berdasarkan data statistik pengeluaran penduduk pedesaan, Survey Sosial Ekonomi Nasional (BPS, 2014) diketahui bahwa nilai omzet transaksi secara langsung bisnis petani, peternak, nelayan lokal dengan masyarakat di kebun sawit pada 190 kabupaten sekitar Rp60,7 triliun per tahun. 

Studi World Growth (2011) dan PASPI (2014) menemukan bahwa perkebunan kelapa sawit di Indonesia merupakan bagian penting dari pembangunan daerah pedesaan dan pengurangan kemiskinan pedesaan. Transaksi ekonomi antara masyarakat yang bekerja di kebun-kebun sawit dengan para petani, peternak, dan nelayan telah menggerakkan roda ekonomi pelosok pedesaan, sehingga menciptakan pendapatan dan kesempatan kerja yang lebih luas di pedesaan.

“Model penggerakan ekonomi lokal yang demikian, jelas sangat berkualitas dan berkelanjutan. Dikatakan demikian karena didasari atas inisiatif dan kerativitas lokal serta tanpa disubsidi atau mengandalkan anggaran pemerintah,” catat laporan PASPI.