Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Siswa di NTT Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Orang DPR Heran Bukan Main: Anak-anak Jangan Dijadikan Kelinci Percobaan!

        Siswa di NTT Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Orang DPR Heran Bukan Main: Anak-anak Jangan Dijadikan Kelinci Percobaan! Kredit Foto: Andi Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kebijakan siswa sekolah masuk jam 5 pagi benar-benar menjadi perhatian publik. Tak sedikit yang mempertanyakan urgensi dari kebijakan tersebut yang dinilai memberatkan bukan hanya siswa, tetapi juga para orang tua.

        Hal ini juga yang disoroti oleh Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda yang mengaku tak setuju dengan kebijakan tersebut.

        "Saya pada posisi tidak setuju,” ujarnya dalam keterangan yang diterima, Rabu (8/3/23).

        Bukannya tanpa alasan, Huda menilai kebijakan “Out of The Box” tersebut masih butuh kajian lebih mendalam.

        Alasan mengatur kedisiplinan menurut Huda juga tak bisa dijadikan patokan.

        Baca Juga: Wajib Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi di NTT Disebut Komisi X DPR Sebagai Peraturan Tanpa Kajian Matang

        “Saya merasa masih butuh kajian yang matang menyangkut soal kebijakan ini. Misalnya, isunya kan soal ingin pendisiplinan, kan masih banyak hal selain harus mengubah jam masuk sekolah kan. Pendisiplinannya masih banyak yang lain," ungkap politisi Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) itu,” jelasnya.

        Senada, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudin menegaskan untuk mengevaluasi aturan wajib masuk sekolah pukul 5 pagi. Dirinya menyampaikan seharusnya sebelum menerapkan kebijakan tersebut, Gubernur NTT Viktor Laiskodat beserta elemen Pemerintah Provinsi NTT terkait melakukan uji coba dengan melibatkan aspirasi pengajar, ahli kesehatan, psikolog, dan para pakar terkait lainnya.

        "Jangan anak-anak dijadikan kelinci percobaan. Bandingkan dengan Singapura, misalnya, performa akademik dan kemampuan memperhatikan atau menyimak pelajaran di sekolah meningkat saat mulainya tidak terlalu pagi. Karena, anak-anak sudah cukup istirahat dan mendapat asupan makanan dengan sarapan pagi," ucap politisi Fraksi Partai Golkar itu.

        Sepakat, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf menambahkan agar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) ikut terlibat untuk menyelesaikan polemik aturan masuk sekolah pukul 5 pagi di NTT. Dirinya tidak ingin setiap kebijakan terutama di bidang pendidikan dibuat mengandalkan perasaan saja.

        Baca Juga: Polemik Kebijakan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Muhadjir: Masih Uji Coba, Percayakan pada Gubernur NTT

        "(Kebijakan) Ini harus by data, jadi nggak bisa by feeling atau kira-kira atau mungkin pengalaman pribadi seseorang, ini harus by data. Itu sebabnya saya mengusulkan, dalam hal ini Kemendikbud segera turun tangan menanyakan kepada pihak pemerintah provinsi apa yang mau dicapai? Target apa yang mau dicapai?" imbuh Dede.

        Perlu diketahui, Gubernur NTT Viktor Laiskodat mengesahkan peraturan wajib masuk sekolah pukul 5 pagi di NTT bagi para pelajar SMA/SMK. Dirinya menjelaskan keputusan tersebut diambil lantaran bertujuan mengasah kedisiplinan dan etos kerja.

        Merespons keputusan tersebut, berbagai kalangan banyak yang mempertanyakan manfaat dan dampak bagi para pelajar sekaligus para pengajar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: