Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Digital Marketing yang Konsisten Jadi Upaya Menggenjot UMKM

        Digital Marketing yang Konsisten Jadi Upaya Menggenjot UMKM Kredit Foto: Unsplash/Elio Santos
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Upaya menggejot sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk meningkatkan skala usaha dan kualitas produk melalui digital marketing harus dilakukan secara konsisten. Upaya tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi secara signifikan.

        ”Didukung dengan pemanfaatan budaya dan kearifan lokal, UMKM diharapkan mampu memperkuat daya saing di era digital,” ujar artis Roland International sekaligus musisi Mia Marcellina, dalam diskusi literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk Komunitas Digital Wilayah Jakarta di arena Jajanan Festival, Lobi Timur ITC Cempaka Mas, Jakarta, Kamis (30/3/2023).

        Baca Juga: Menkop-UKM: Indonesia Trading House Guangzhou Jadi Sarana Produk UMKM Tembus Pasar Tiongkok

        Mia mengatakan, Indonesia memiliki banyak keunikan desain dan jenis produk yang bisa menjadi nilai tambah UMKM dalam bersaing dengan produk-produk mancanegara.

        ”Berbagai usaha mikro tersebut bisa memanfaatkan dan mengembangkan kearifan lokal dan budaya yang berkembang di daerahnya sebagai salah satu daya tarik produk yang hendak dipasarkan,” jelasnya.

        Menurut Mia Marcellina, beberapa contoh UMKM itu di antaranya, bisnis produk kreatif (produk kain, fashion, aksesori, ornamen), kerajinan tangan (produk rajut, anyaman), maupun bisnis kuliner (kopi, pempek, ketam, gudeg, frozen food).

        Dalam diskusi luring (offline) bertajuk ”Digital Marketing bagi UMKM Pemula” itu, Mia juga menyebut lima ide bisnis digital tanpa modal. ”Kelima ide bisnis itu adalah afiliasi marketing, kursus online, toko online, influencer, dan YouTuber,” sebut Mia dalam diskusi yang dipandu moderator Tonny Purbaya itu.

        Sejak dua tahun silam, Kemenkominfo aktif menyelenggarakan program #literasidigitalkominfo untuk meningkatkan literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia pada 2024. Program bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman. Pada 2023, program ini menargetkan 5,5 juta warga masyarakat sebagai peserta.

        Dari perspektif etika digital, musisi sekaligus pegiat event Raka Maukar mengatakan, etika digital merupakan serangkaian aturan dan prosedur yang dibuat untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan oleh penggunaan teknologi digital.

        ”Penetapan etika digital bersifat mempertahankan kenyamanan yang diberikan melalui penggunaan teknologi digital,” jelasnya.

        Beberapa hal yang harus disiapkan untuk memulai UMKM, menurut Raka, yakni: modal, kesiapan mental, info kebutuhan pasar, supplier, kualitas produk dan harga.

        ”Tak kalah penting strategi pemasaran, nama toko, dan jangan lupa buat toko online,” tegasnya.

        Sementara dari sudut pandang keamanan digital, artis-penyanyi Ressa Herlambang menyebut pentingnya pemahaman keamanan di ruang digital. Ini karena banyak terjadi penipuan dan kejahatan digital. Contoh, penipuan dan kejahatan dalam membangun usaha, misalnya penipuan pembayaran hingga pencemaran nama baik.

        ”Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar aman berjualan online: tahu kebutuhan pasar, manfaatkan e-commerce tepercaya, perbanyak metode pembayaran, pilih jasa pengiriman yang aman, hati-hati dengan pesanan borongan, catat semua transaksi, dan bergabung dengan komunitas,” urai Ressa.

        Baca Juga: Jasa Digital Marketing dan Event Bisnis Komunitas MEA Tumbuhkan Ribuan Bisnis UMKM di Indonesia

        Urgensi mewujudkan masyarakat Indonesia yang #MakinCakapDigital tak lepas dari survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan Kemenkominfo bersama Katadata Insight Center pada 2021. Berdasarkan hasil survei, skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia sebesar 3.49 dari 5.00. Dengan skor tersebut, tingkat literasi digital Indonesia berada dalam kategori ”sedang”.

        Program IMCD semakin diperlukan, karena –menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan We Are Social– ditemukan data bahwa pengguna internet dan media sosial di Indonesia pada 2021-2022 telah mencapai 220 juta orang.

        ”Padahal, pada 2019, jumlah itu tak lebih dari 175 juta orang,” jelasnya.

        Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: