Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Legislator PKS Geleng-geleng Respons Viralnya Ancaman Pembunuhan ke Muhammadiyah: Bukti Pembinaan SDM di BRIN Amburadul

        Legislator PKS Geleng-geleng Respons Viralnya Ancaman Pembunuhan ke Muhammadiyah: Bukti Pembinaan SDM di BRIN Amburadul Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Media sosial dihebohkan dengan kemunculan komentar bernada ancaman pembunuhan dari peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang (AP) Hasanuddin, kepada warga Muhammadiyah. Hal ini pun membuat Anggota Komisi VII DPR Mulyanto geleng-geleng kepala.

        Ia menyoroti lemahnya penataan SDM di BRIN terjadi sejak peleburan seluruh LPNK dan lembaga litbang secara nasional menjadi satu di dalam BRIN.

        Baca Juga: Kepala BRIN Akhirnya Turun Gunung Usai Bawahannya Mengancam Pembunuhan ke Muhammadiyah, Nggak Main-main

        "Oleh karena itu pemerintah sebaiknya segera mempertimbangkan pengembalian lembaga Iptek seperti BATAN, LAPAN, BPPT dan LIPI ke format semula agar proses pembinaan SDM dapat optimal," kata Mulyanto kepada wartawan, Selasa (25/3/2022).

        Sementara itu, terkait sikap Andi Pangerang (AP) Hasanuddin peneliti BRIN yang mengancam membunuh warga Muhammadiyah, dikatakan Mulyanto sangat tidak patut dicontoh. Tindakan AP jauh dari sikap peneliti.

        Mulyanto berujar seharusnya peneliti memiliki jiwa toleran, sistematis, objektif dan rasional.

        "Bukan main ancam membunuh bila ada perbedaan dalam metodologi suatu permasalahan. Ini kan memalukan sekaligus membahayakan," kata Mulyanto.

        Wakil Ketua Fraksi PKS di DPR ini mengatakan ancaman pembunuhan terhadap sekelompok orang itu bukan perkara remeh temeh dan bisa dimaklumi. Karena itu harus ada tindakan tegas terhadap AP.

        Baca Juga: Kronologi Peneliti BRIN Ancam Bunuh 'Halalkan Darah' Muhammadiyah, Bermula dari Status FB Perbedaan 1 Syawal

        "Ini bukti kesekian kalau pembinaan SDM di BRIN amburadul. Karena itu kepada BRIN harus ambil tindakan," ujar Mulyanto.

        Mulyanto mengatakan perbuatan AP semakin menguatkan temuan dari Ombudsman RI. Ombudaman, lanjut dia, memberi catatan terkait rekruitmen peneliti di BRIN yang melanggar prosedur serta lemah koordinasi dan tidak dipersiapkan dengan baik.

        "Akibatnya banyak peneliti yang tidak dapat kursi serta tidak melaksanakan kegiatan penelitian karena terkendala dengan tugas-fungsi, peralatan lab, aset, struktur organisasi dan anggaran riset. Sampai hari ini masa transisi dan konsolidasi tersebut belum tuntas," tuturnya.

        Diberitakan sebelumnya, peneliti BRIN, Andi Pangerang (AP) Hasanuddin dilaporkan ke Bareskrim Polri buntut komentar ancaman pembunuhan kepada warga Muhammadiyah.

        Baca Juga: PP Muhammadiyah Akhirnya Laporkan Oknum Peneliti BRIN yang Ancam Pembunuhan: Cukup Menyakitkan Pernyataannya

        Laporan itu dilayangkan oleh Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah pada Selasa (25/4/2023). Ketua Bidang Hukum dan HAM Pemuda Muhammadiyah, Nasrullah dan tim tiba di Bareskrim sekitar pukul 09.30 WIB.

        Nasrullah mengatakan Hasanuddin dilaporkan terkait ujaran kebencian kepada warga Muhammadiyah. Salah satu bukti yang dibawa oleh Nasrullah dalam pelaporannya adalah komentar Hasanuddin di Facebook.

        "Sehubungan dengan adanya dugaan tindak pidana yang berkaitan dengan fitnah, penyebaran ujaran kebencian dan/atau ancaman pembunuhan terhadap warga Muhammadiyah yang dilakukan oleh saudara AP Hasanuddin melalui akun facebook," kata Nasrullah saat dikonfirmasi.

        Sebelumnya, peneliti BRIN dan LAPAN bernama AP Hasanuddin menulis sebuah komentar yang kontroversial melalui akun Facebook-nya.

        Baca Juga: 2 Penelitinya Berulah Singgung Muhammadiyah Hingga Ancam Pembunuhan, Akun IG BRIN Terpantau Diserbu Netizen

        Komentar tersebut mengatakan bahwa dia akan membunuh umat Muhammadiyah, dan telah menjadi viral di media sosial seperti Facebook dan Twitter. Selain itu, AP Hasanuddin juga menantang warganet untuk melaporkan dirinya ke pihak berwajib.

        Selain itu, Thomas Djamaluddin, seorang astronom dan peneliti yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala LAPAN. juga viral karena menulis tanggapan terkait penyelenggaraan Hari Raya Idul Fitri Muhammadiyah yang berbeda dengan pemerintah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: