Pantas Rupiah Jadi Terlemah di Dunia, Kan Investor Ketakutan Soal. . . .

Nilai tukar rupiah terdepresiasi 0,32% ke level Rp14.285 per dolar AS pada pembukaan pasar spot Kamis (15/08/2019) pagi. Padahal, baru saja kemarin rupiah merasakan nikmatnya jadi mata uang terbaik di dunia karena kebijakan Trump untuk melanjutkan negosiasi dagang dan menunda kenaikan tarif produk China. 

Lain kemarin, lain pula hari ini. Pelaku pasar tengah dihadapkan pada isu akan terjadinya resesi ekonomi secara global. Tanda-tanda resesi telah nampak di beberapa negara adikuasi, misalnya AS, Jerman, dan China. 

Baca Juga: Resesi Ekonomi, Nielsen: Masyarakat Tahan Uang untuk Liburan

Hal itu lantas menjadi momok yang mengerikan bagi pelaku pasar sehingga bergeras berindung di bawah naungan dolar AS. Alhasil, dolar AS kembali perkasa yang menguat di hampir semua mata uang, terutama mata uang Asia. Beberapa mata uang yang tertekan di hadapan dolar AS, yaitu franc, yuam, yen, baht, dolar Taiwan, dan tentu saja rupiah. 

Baca Juga: Good Job Trump! Berkatmu, Rupiah Menjelma sebagai Juara Dunia!

Kabar buruknya lagi, rupiah kini menjelma sebagai mata uang terburuk di dunia. Sebab, ada sentimen domestik yang menambah ketakutan investor, yaitu rilis data neraca dagang Indonesia yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pukul 11.00 WIB nanti. 

Baca Juga: Hong Kong Anarkis, Global Bikin Rupiah Terlemah di Asia

Sebagai mata uang terlemah di dunia, rupiah terkoreksi di hadapan dolar Australia (-0,75%), euro (-0,30%), dan poundsterling (-0,26%), terhitung hingga pukul 09.50 WIB. 

Sementara itu, di jajaran mata uang Benua Kuning, rupiah menjadi 'Ratu Zona Merah' dan memimpin pasukan mata uang Asia yang terkoreksi di hadapan dolar AS. Pagi ini, rupiah tertekan paling dalam terhadap dolar Singapura (-0,37%), dolar Hong Kong (-0,33%), won (-0,26%), yuan (0-0,25%), yen (-0,22%), dam dolar Taiwan (-0,22%).