Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Eropa-Trump Jadi Amunisi Rupiah, Dolar AS Dibombardir Tanpa Ampun!

Eropa-Trump Jadi Amunisi Rupiah, Dolar AS Dibombardir Tanpa Ampun! Kredit Foto: Foto/Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nilai tukar rupiah kembali menyandang status sebagai mata uang terbaik di dunia dan di Asia pada perdagangan spot Jumat (13/09/2019). Sejak pembukaan pasar, rupiah terapresiasi 0,39% ke level Rp13.930 per dolar AS

Meski apresiasi tersebut cenderung menurun, rupiah masih membuat dolar AS tertekan di bawah level psikologis, yakni Rp14.000. Terhitung hingga pukul 10.15 WIB, rupiah menguat 0,26% ke level Rp13.953 per dolar AS. 

Baca Juga: Duh! Trump Akur ke China, Dolar AS Malah Gegana!

Sebagai mata uang terbaik di dunia, rupiah tak hanya membuat dolar AS takluk, tetapi juga mata uang utama di dunia lainnya, seperti dolar Australia (0,21%), euro (0,25%), dan poundsterling (0,25%). 

Tak cukup puas sampai di situ, rupiah pun mengukuhkan statusnya sebagai mata uang nomor satu di Benua Kuning. Rupiah memipin mata uang Asia yang pagi ini juga tengah memborbardir dolar AS. 

Melansir dari RTI, rupiah unggul siginifikan terhadap baht (0,63%), won (0,51%), ringgit (0,36%), yen (0,35%), dolar Hong Kong (0,28%), dolar Singapura (0,23%), dolar Taiwan (0,07%), dan yuan (0,05%). 

Baca Juga: Aduh Gusti! Dolar AS Bikin Rupiah Berdarah-Darah!

Lantas, dari mana datangnya rupiah mendapat keperkasaan sehingga menaklukkan mayoritas mata uang dunia? Jawabnya tentu saja dari Eropa dan Trump. Pagi ini, pelaku pasar mendapat kabar baik berupa pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Uni Eropa sebesar 10 bps menjadi 0,05%. 

Kebijakan tersebut menjadi kabar baik bagi pasar, namun membuat Presiden AS, Donald Trump menjadi kalang kabut. Alhasil, Trump semakin mendesak Bank Sentral AS, The Fed, untuk segera mengambil langkah serupa dengan Eropa. 

Dalam cuitan pribadinya, Trump mengatakan, "ECB bertindak cepat dengan menurunkan suku bunga 10 bps. Mereka mencoba dan sukses mendepresiasi euro terhadap dolar AS yang sangat kuat sehingga melukai ekspor AS. The Fed duduk, duduk, dan duduk. Mereka (Eropa) dibayar saat meminjam uang, sementara kami membayar bunga!" Jakarta, Jumat (13/09/2019). 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: