Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Save Our Sea: Membangun Ekowisata Bahari Berbasis Masyarakat

Save Our Sea: Membangun Ekowisata Bahari Berbasis Masyarakat Kredit Foto: Antara/Indrayadi TH

Perubahan Paradigma

Selama ini, ekowisata bahari nasional umumnya dikomersilkan dengan cara konvensional. Akibatnya, kesadaran tentang pelestarian lingkungan masih minim sehingga dampak kerusakan akibat kehadiran para pengunjung objek wisata menjadi tak terhindarkan. Yang dirasakan masyarakat justru baru sebatas enjoy dan happy karena bisa melihat ramainya pengunjung ke lokasi. Sementara dampak secara ekonomi masih jauh dari harapan dan belum dirasakan masyarakat setempat untuk meningkatkan taraf hidupnya.

Dewasa ini, paradigmanya telah berubah. Kesadaran dari para pemerhati ekowisata bahari mulai tumbuh dan meningkat. Ekowisata kini menjadi solusi yang banyak diperbincangkan para pelaku dan pakar di bidangnya, dan bahkan mulai disepakati lebih menekankan pola ekowisata yang dapat meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan budaya setempat serta mampu meningkatkan pendapatan ekonomi bagi masyarakat setempat dan nilai konservasinya.

Baca Juga: Pemerintah Tapanuli Selatan Dorong Daerahnya Jadi Ekowisata

Dengan demikian, perlu pengembangan ekowisata bahari agar pengembangan pariwisata yang strategis dan berkelanjutan mampu: (1) membuka destinasi baru di kawasan wisata Nusantara; (2) mengangkat akses laut sebagai sarana pencapaian daerah tujuan wisata (DTW) dan pesisir Indonesia yang terisolir; (3) membentuk untaian destinasi di perairan Nusantara; (4) menjalin jejaring (network) antara kabupaten, kota, dan provinsi; (5) membuka peluang informasi dan edukasi industri bagi masyarakat dan pemuda pesisir; (6) memotivasi kaum muda pesisir untuk melakukan inovasi dalam wacana kebaharian; (7) sebagai sarana promosi dunia; (8) dan sebagai sarana pendukung pendapatan asli daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Membangun Ekowisata Berbasis Masyarakat

Pola pengembangan ekowisata bahari berbasis masyarakat adalah pola pengembangan ekowisata yang mendukung dan memungkinkan keterlibatan penuh masyarakat setempat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan usaha ekowisata bahari dan segala keuntungan yang diperoleh. Beberapa hal tentang ekowisata bahari berbasis masyarakat al:

1. Ekowisata bahari berbasis masyarakat merupakan usaha ekowisata yang memprioritaskan keterlibatan peran aktif masyarakat. Pelibatan masyarakat dalam pengelolaan ekowisata berarti mengakui hak masyarakat lokal dalam mengelola kegiatan wisata di kawasan yang mereka miliki secara adat ataupun sebagai pengelola;

Baca Juga: Ridwan Kamil Sebut Ekowisata Pangandaran Naik Tiga Kali Lipat

2. Ekowisata bahari berbasis masyarakat akan mencegah terjadinya kecemburuan sosial dan adanya kemungkinan upaya masyarakat melakukan aksi destruktif terhadap objek wisata atau sarana yang ada pada objek wisata tersebut;

3. Dampak pengelolaan ekowisata bahari akan menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat sehingga mengurangi kemiskinan. Peluang kerja dan penghasilan ekowisata adalah dari jasa-jasa wisata untuk pengunjung seperti ongkos, transportasi; penginapan; menjual souvenir; serta biaya buat pemandu wisata dll;

4. Sharing pengalaman dari para wisatawan setelah menikmati keindahan alam dan budaya akan dia gambarkan dan ceritakan kepada semua orang-orang dekatnya, bahkan kepada semua orang di belahan dunia. Maka, mereka akan mencari apa saja (barang) yang bisa menjadi tanda tentang tempat indah tersebut. Bagi yang remaja mungkin akan segera mengabadikan lewat foto atau mencari cendera mata yang menggambarkan lokasi sehingga dari itu saja sudah melibatkan masyarakat untuk jasa foto dan penjual.

Para ibu juga akan berlomba mencari tas, pakaian, dan perhiasan seperti cincin, kalung, gelang bermotif khas wisata setempat. Sementara bapak-bapak akan mencari topi atau kaos bergambar lokasi wisata. Hal-hal itu saja sudah melibatkan masyarakat dalam jumlah banyak. Belum lagi, setelah berbelanja, wisatawan cenderung segera mencari tempat kuliner;

5. Ekowisata bahari berbasis masyarakat ini akan menghidupkan industri dan jasa makanan dan minuman. Home stay, hotel, penginapan, dan restoran pasti juga akan kebagian rezeki besar sehingga jika semua aktivitas wisatawan dinilai dari aspek finansial maka akan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap perekonomian masyarakat setempat;

6. Pola ekowisata bahari berbasis masyarakat bukan berarti masyarakat akan menjalankan usaha ekowisata sendiri. Tetapi secara simultan dan terintegrasi menjalankannya bersama segenap penggiat wisata di tempat itu. Mulai dari level komunitas, masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan organisasi nonpemerintah. Implementasi ekowisata perlu dipandang sebagai bagian dari perencanaan pembangunan terpadu yang dilakukan di suatu daerah;

Sehingga pelibatan para pihak terkait diharapkan membangun suatu jaringan dan menjalankan suatu kemitraan yang baik sesuai peran dan keahlian masing-masing;

7. Ekowisata bahari membawa dampak positif terhadap pelestarian lingkungan dan budaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkan mampu menumbuhkan jati diri dan rasa bangga antarpenduduk setempat yang tumbuh akibat peningkatan kegiatan ekowisata. Di kawasan ekowisata juga terdapat kawasan three in one, yaitu berbuat satu dapat tiga manfaat.

Jika pemerintah dan masayarakat dapat mengembangkan ekowisata pesisir dan laut maka akan diperolah tiga manfaat sekaligus, yaitu kelestarian sumberdaya pesisir dan laut terjamin, kesejahteraan masyarakat meningkat, dan satu bonus tidak perlu mengeluarkan biaya konservasi sumber daya pesisir dan laut karena kelestarian sumber daya akan terjaga dengan sendirinya jika dikelola dengan baik;

8. Ekowisata bahari berbasis masyarakat harus terprogram. Secara keseluruhan program ekowisata bahari di wilayah tersebut melewati tahapan program yaitu:

- Tahap 1

Perencanaan dan pembentukan kelompok

- Tahap 2

Pengembangan ekowisata bahari berbasis masyarakat melalui pengenalan ekowisata kepada pelaku-pelaku usaha terkait wisata, yaitu pemilik penginapan, penyedia jasa catering, penyedia kapal dan para pemandu lainnya, melalui sosialisasi dan pelatihan yang didukung pemerintah untuk menjamin keberlanjutan pengembangan ekowisata

- Tahap 3

Penguatan kapasitas anggota kelompok melalui berbagai pelatihan untuk meningkatkan kapasitas terkait kegiatan ekowisata untuk anggota kelompok

- Tahap 4

Pengembangan kemandirian organisasi melalui serangkaian pelatihan organisasi, sosialisasi kelompok kepada pemerintah dan kelompok masyarakat lainnya, mempromosikan kelompok kepada pasar, serta meningkatkan peran organisasi dalam pengelolaan objek wisata (Budi Santoso dkk, 2010).

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: