Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Save Our Sea: Meningkatkan Kontribusi Ekonomi Kelautan ke Ekonomi Nasional

Oleh: Dwi Mukti Wibowo, Pemerhati masalah ekonomi, sosial, dan kemanusiaan

Save Our Sea: Meningkatkan Kontribusi Ekonomi Kelautan ke Ekonomi Nasional Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A

Kegiatan Ekonomi Maritim

Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia. Hal ini seharusnya dimanfaatkan dengan sangat baik karena potensi SDA laut di wilayah perairan Indonesia sangat berlimpah. Bayangkan saja, wilayah lautnya 5,8 juta kilometer persegi – terdiri dari 3,1 juta kilometer persegi teritorial dan 2,7 juta kilometer persegi ZEEI; 17 ribu lebih pulau; dan garis pantai sepanjang 95 ribu kilometer lebih. Sungguh kekayaan yang luar biasa besar.

Ekonomi maritim sering disamakan dengan ekonomi kelautan. Padahal kedua jenis kegiatan ekonomi ini berbeda sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Meskipun begitu, kedua kegiatan ekonomi ini berhubungan erat dan saling bahu-membahu satu dengan lainnya.

Baca Juga: Save Our Sea: Menunggu Peran Seniman Kembangkan Desa Wisata Budaya

Industri-industri dalam ekonomi maritim adalah segala jenis industri yang berhubungan dengan kapal, pelabuhan, dan transportasi laut, yaitu (1) industri perikanan dan bioteknologi. Industri ini mencakup banyak industri lain, misalnya farmasi, kosmetik, bioenergi, makanan, dan minuman. Contoh produk yang dapat dihasilkan dari sumber biota laut adalah tablet, odol, cat, tekstil, karet, perekat, film, tablet, salep, shampoo, lotion, dll. Saat ini, Indonesia baru berhasil memanfaatkan sumber daya maritim yang dimilikinya sebatas penyedia bahan baku.

(2) Industri pertahanan dan keamanan. Industri ini tak bisa dipisahkan dari konsep Indonesia sebagai negara maritim. Hal ini sekaligus supaya Indonesia bisa menjaga kedaulatan dan melindungi kekayaan alam laut yang dimilikinya. (3) Industri transportasi laut. Industri ini sangat dibutuhkan oleh ekonomi maritim Indonesia, baik kebutuhan transportasi internasional maupun lokal. Transportasi laut juga diperlukan bagi industri pariwisata, khususnya tempat-tempat wisata yang letaknya terisolasi.

(4) Industri pertambangan dan energi. Indonesia memiliki banyak tempat yang memiliki sumber daya mineral. Semuanya tersebar di seluruh kawasan perairan Indonesia. Beberapa sumber tersebut antara lain agregat bahan konstruksi, gas, minyak bumi, emas dan perak, monazite dan zircon, pasir kuarsa, timah, nodul dan kerak mangan, kromit, posporit, pasir besi, mineral hydrothermal, dan gas biogenic kelautan.

(5) Tol laut. Tol laut berfungsi sebagai sarana penyeberangan logistik yang menghubungkan semua pelabuhan besar yang ada di Indonesia. Tol laut ini diharapkan menciptakan kelancaran pendistribusian barang sampai ke pelosok negeri. Keberadaan tol laut juga berguna agar harga logistik antar-wilayah di Indonesia bisa sama, setidaknya tidak berbeda jauh. (6) Jasa pergudangan laut. Salah satu contoh kegiatan ekonomi maritim yang memberikan kontribusi devisa negara yang besar adalah jasa pergudangan laut. Dengan keberadaan industri ini, para pelaku usaha bisa menyimpan barang di sekitar pelabuhan. Hal ini dapat menghemat biaya transportasi dan tidak membebani harga pokok barang.

(7) Industri lainnya seperti pengolahan coastal forestry (hutan mangrove) dan non-conventional resources.

Kontribusi dan Visi Ekonomi Kelautan

1. Ekonomi kelautan merupakan salah satu kegiatan perekonomian yang dilakukan di lautan, wilayah pesisir, dan darat selama SDA-nya berasal dari laut. Contoh kegiatan ekonomi kelautan adalah pembudidaya rumput laut, pembudidaya ikan, petambak garam, petambak udang, dan nelayan. Kontribusi sektor kelautan di Indonesia masih di bawah 30% dan sektor perikanan hanya menyumbang sekitar 3% dari PDB nasional. Kontribisinya sangat berbeda jauh dengan sejumlah negara, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok yang mencapai 48,5% bagi PDB nasionalnya.

Juga dengan negara anggota Asean seperti Vietnam yang mampu menyumbang 57,63% terhadap total PDB. Kemudian sejumlah negara di Eropa yang memiliki kontribusi sektor kelautan hampir 60% dari PDB. Sektor kelautan di negara-negara tersebut dapat optimal karena sektor tersebut ditopang oleh desain dan struktur industri yang kuat, terintegrasi, dan efisien;

Baca Juga: Save Our Sea: Menunggu Kiprah Kaum Muda Bangkitkan Millennial Tourism

2. Visi industri kelautan sudah saatnya diarahkan pada peningkatan produksi, penciptaan lapangan usaha dan tenaga kerja, peningkatan kualitas sumber daya manusia, permodalan, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna. Sebagai langkah awal dalam mewujudkan ekonomi berbasis kelautan, perlu pembenahan yang sifatnya strategis yaitu menempatkan sektor kelautan sebagai arus utama pembangunan. Pertama, laut dan berbagai turunannya harus dipandang sebagai sumber daya saing nasional yang sangat strategis.

Kedua, harmonisasi kebijakan dan peraturan yang masih tumpang tindih perlu dilakukan segera. Ketiga, menjadikan laut sebagai sumber keunggulan bersaing membutuhkan dukungan dari semua pihak: pemerintah (pusat dan daerah), legislatif (pusat dan daerah), dunia usaha, perguruan tinggi, TNI, kepolisian, media, bahkan LSM;

3. Untuk mendukung terwujudnya visi poros maritim dunia (PMD) terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian.

Pertama, penataan ruang laut. Amanat Undang-Undang Kelautan sangat jelas bahwa pemerintah pusat bertanggung jawab atas penataan ruang laut di atas 12 mil. Sedangkan pemerintah provinsi bertanggung jawab atas wilayah kurang dari 12 mil. Tata ruang tersebut sangat penting karena di sinilah alokasi ruang untuk aktivitas ekonomi sektoral akan ditentukan sehingga tumpang-tindih atau konflik pemanfaatan ruang laut bisa dihindari.

Kedua, membangun infrastruktur dan konektivitas maritim. Ide tol laut merupakan jalan untuk memastikan konektivitas antarwilayah di Indonesia. Karena itu, kuncinya pada ketersediaan armada kapal dan kesiapan pelabuhan. Industri galangan kapal menjadi sangat strategis karena kebutuhan kapal akan semakin tinggi.

Ketiga, diplomasi maritim. Dalam jangka pendek perlu fokus pada penyelesaian batas maritim dengan negara-negara tetangga. Diplomasi untuk menjaga kepentingan Indonesia di laut internasional. Keempat, saat ini pemerintah telah mulai menunjukkan keberhasilan dalam memberantas praktik perikanan ilegal. Namun, momentum keberhasilannya harus dijadikan kesempatan menata ulang wilayah pengelolaan perikanan kita menjadi lebih baik lagi. Di sinilah perlu strategi pemberdayaan nelayan dan pelaku usaha lainnya dengan menciptakan iklim usaha yang kondusif, seperti kemudahan akses pasar serta fasilitas pelabuhan perikanan yang memadai dan nyaman.

Kelima, pelestarian lingkungan laut. Keseimbangan untuk menjaga kelestarian alam dan aktivitas produksi akan menentukan keberlanjutan proses produksi. Proses produksi yang cenderung eksploitatif perlu dihindari. Aspek inilah yang dapat membuat sektor kelautan tidak hanya penting bagi ekonomi, tetapi juga bagi keseimbangan ekosistem nasional dan dunia dalam menunjang poros maritim.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: