Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Korea Utara Rupanya Hanya Menghabiskan 620 Juta Dolar AS buat Senjata Nuklirnya pada 2019

Korea Utara Rupanya Hanya Menghabiskan 620 Juta Dolar AS buat Senjata Nuklirnya pada 2019 Kredit Foto: Reuters/Yonhap
Warta Ekonomi, Seoul -

Korea Utara diperkirakan telah menghabiskan 620 juta dolar AS untuk program senjata nuklirnya pada tahun 2019. Kampanye Internasional untuk Menghapuskan Senjata Nuklir (ICAN) dalam laporan tahunan terbaru tentang nuklir menyebut, dana itu kira-kira sekitar 6 persen dari anggaran pertahanan rezim Kim Jong-un.

The Korea Herald pada Kamis (14/5/2020) melaporkan angka-angka itu didasarkan pada dua perkiraan sebelumnya, yakni berdasarkan data Korea Selatan dan internasional.

Baca Juga: Kim Jong-un Bersih-bersih: Kepala Agen Mata-Mata dan Pengawalnya Disingkirkan, Kenapa?

Pada 2009, Korea Utara diperkirakan menghabiskan 8,77 miliar dolar AS atau sekitar 35 persen dari pendapatan nasional bruto pada saat itu. Pada 2011, sekitar 6 persen dari pengeluaran militernya tampaknya digunakan untuk program senjata nuklirnya.

Laporan ICAN memproyeksikan bahwa 10,2 miliar dolar AS atau sekitar 35 persen pendapatan nasional bruto Korea Utara yakni sebesar 29,2 miliar dolar AS pada 2018, akan menjadi anggaran pertahanannya.

Sementara 6 persen dari pendapatan nasional bruto Korea Utara, sekitar 620 juta dolar AS, akan menjadi pengeluaran nuklir Pyongyang pada 2019.

Laporan tersebut juga mengatakan Korea Utara menghabiskan 1.180 dolar AS setiap menit untuk senjata nuklir tahun lalu. Negara komunis itu juga diyakini memiliki 35 senjata nuklir.

Negara-negara yang paling banyak menghabiskan dana untuk program nuklir adalah AS, China, Inggris dan Rusia, dengan AS menginvestasikan 35 miliar dolar AS dan yang lainnya masing-masing setidaknya 8 miliar dolar AS. Prancis, India, Pakistan, dan Israel masing-masing menghabiskan kurang dari 5 miliar dolar AS, dan Korea Utara menghabiskan paling sedikit.

From ‘Enough is Enough: 2019 Global Nuclear Weapons Spending’ (Courtesy of ICAN)

Mathew Ha, seorang analis di Yayasan Demokrasi Pertahanan, mengatakan kepada Radio Free Asia bahwa, sulit untuk memastikan berapa banyak yang dihabiskan Korea Utara untuk meningkatkan kemampuan nuklirnya, mengingat betapa sedikitnya informasi yang tersedia.

Tetapi analis senior, yang berspesialisasi dalam Korea Utara, menambahkan bahwa pengeluaran nuklir Pyongyang dalam menghadapi sanksi AS memperkuat argumen yang mendukung sanksi internasional yang lebih kuat terhadap negara komunis itu.

Pyongyang secara ilegal membiayai kegiatan nuklir, tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: