Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perusahaan di Indonesia Tak Mau Berutang Dulu Karena...

Perusahaan di Indonesia Tak Mau Berutang Dulu Karena... Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyatakan bahwa perusahaan di Indonesia akan lebih menahan diri dalam mencari utang melalui penerbitan surat utang di 2020. Jika di awal tahun Pefindo memperkirakan penerbitan surat utang akan mencapai Rp158,5 triliun, namun karena pandemi Covid-19 jadi hanya Rp110,95 triliun.

"Proyeksi di awal memang lebih tinggi, karena tidak ada kekhawatiran seperti saat ini. Apalagi, ada sebesar Rp130,7 triliun surat utang jatuh tempo dan perusahaan memiliki kecenderungan melakukan refinancing," kata Direktur Utama Pefindo, Salyadi Saputra, dalam acara Media Forum yang berlangsung secara virtual di Jakarta, Jumat (10/7/2020).

Baca Juga: Edan Utang BUMN Bisa Bikin Krisis, Fadli Zon: Lebih Parah dari 98

Menurutnya, nilai surat utang jatuh tempo di 2020 masih di dominasi lembaga perbankan dan perusahaan pembiayaan yang masing-masing sebesar 20,7 persen dan 20 persen. Sedangkan untuk sektor lainnya sebesar 17,7 persen, lembaga keuangan khusus 14,4 persen dan selebih tersebar pada perusahaan di sektor telekomunikasi, pulp and paper, properti dan konstruksi.

Dimana, per akhir Semester I-2020 jumlah mandat penerbitan obligasi diterima Pefindo yang belum mencapai Rp74,16 triliun. Jumlah ini didominasi oleh perbankan sebesar 13,48 persen, multifinance 11,87 persen dan jalan tol sebesar 10,59 persen. "Sebesar Rp74,16 triliun ini yang pasti tidak bisa semua terealisasi di tahun ini. Karena, tren penerbitan surat utang yang sedang menurun," imbuhnya.

Baca Juga: Utang Menggunung, Nasib Perusahaan Properti Ini di Ujung Tanduk

Lebih lanjut Salyadi mengatakan, realisasi penerbitan surat utang korporasi per akhir Semester I-2020 sebesar Rp30,03 triliun yang didominasi multifinance (Rp4,04 triliun, lembaga keuangan khusus (Rp4 triliun) dan perbankan (Rp3,69 triliun). Tenor jangka pendek dan menengah (satu tahun, tiga tahun dan lima tahun) masih mendominasi penerbitan surat utang korporasi.

"Hingga akhir Semester I-2020, pertumbuhan penerbitan surat utang korporasi cenderung melambat. Terlihat dari penerbitan surat utang listed sebesar Rp29,28 triliun atau lebih rendah dibanding periode yang sama di 2019 yang mencapai Rp53,52 triliun. Outstanding surat utang korporasi di 2020 ini juga turun menjadi Rp460,23 triliun dibanding 2019 sebesar Rp474,46 triliun," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: