Kisah Perusahaan Raksasa: Chevron, Ratusan Tahun Menggali Tanah dan Menumpuk Cuan
Pada pertengahan 1950, Socal mendapatkan sepertiga dari produksi minyak mentahnya dari Aramco. Yang lebih signifikan, mereka menghitung bahwa Arab Saudi menyumbang dua pertiga dari pasokan cadangannya. Ladang penting lainnya telah ditemukan di Sumatera dan Venezuela, tetapi Socal sangat bergantung pada konsesi Aramco untuk minyak mentah.
Di kancah domestik, Socal pada 1949 telah tumbuh menjadi salah satu dari sedikit perusahaan Amerika dengan aset 1 miliar dolar AS. Selain kilang aslinya di Point Richmond dan El Segundo, Socal telah menambahkan fasilitas baru di Bakersfield, California, dan di Salt Lake City, Utah.
Dalam dua dekade setelah perang, ekonomi AS menjadi sangat bergantung pada minyak. Baik sebagai penyebab maupun akibat dari tren ini, dunia dibanjiri minyak. Timur Tengah, Amerika Latin, dan Asia Tenggara semuanya berkontribusi besar terhadap kelebihan pasokan yang berkepanjangan, yang terus menurunkan harga minyak dalam dolar riil.
Pertumbuhan yang sangat besar dalam konsumsi dunia meyakinkan Socal akan peningkatan penjualan yang progresif dan peningkatan laba secara bersamaan pada tingkat tahunan sekitar 5,5 persen. Pada 1957, misalnya, Socal menjual produk minyak senilai 1,7 miliar dolar AS setiap tahun. Socal kemudian menduduki peringkat ketujuh perusahaan minyak terbesar di dunia.
Basis California-nya menawarkan Socal sejumlah keuntungan di pasar pembeli yang berlaku. Dengan memanfaatkan sumur lokalnya sendiri untuk sebagian besar penjualannya di AS, Socal mampu menjaga biaya transportasinya lebih rendah daripada kebanyakan pesaingnya, dan populasi perbesaran California dan ekonomi berorientasi mobil memberikan pasar yang ideal. Hasilnya, Socal secara konsisten memiliki salah satu rasio keuntungan terbaik di antara semua perusahaan minyak selama 1950-an dan 1960-an.
Namun, produksi minyak mentah California mulai melambat, dan bersama dengan bagian dunia lainnya, Socal semakin bergantung pada minyak Timur Tengah untuk kesehatannya secara keseluruhan. Serangan Bay Marchand yang kaya di lepas pantai Louisiana membantu membendung gelombang untuk sementara. Pada 1961 Socal menarik 27,9 juta barel per tahun dari Marchand dan telah membeli Standard Oil Company of Kentucky untuk memasarkan bensinnya di Amerika Serikat bagian tenggara.
Tetapi produksi dalam negeri yang ditambahkan hanya menutupi ketergantungan Socal yang semakin meningkat pada minyak Arab Saudi. Pada 1971 menyediakan lebih dari tiga perempat cadangan terbukti Socal. Selama negara-negara Timur Tengah tetap kooperatif, ketidakseimbangan seperti itu tidak menjadi perhatian besar.
Socal mampu mencatat rekor kenaikan laba yang sempurna setiap tahun di 1960-an. Pada 1970, 20 persen dari 4 miliar dolar AS penjualan Socal dihasilkan di Timur Jauh, dengan Jepang kembali memberikan bagian terbesar dari angka itu. Pompa bensin perusahaan Eropa, yang dimiliki bersama dengan Texaco hingga 1967, berjumlah 8.000.
Gambaran minyak dunia telah berubah secara mendasar pada 1970. Surplus minyak selama 20 tahun telah digantikan oleh konsumsi yang merajalela dan meningkatnya kekurangan, pergeseran yang segera dimanfaatkan oleh anggota OPEC. Pada 1973 dan 1974 OPEC secara efektif mengambil alih minyak dari sumbernya dan merekayasa peningkatan empat kali lipat dalam harga dasar minyak.
Socal sekarang dapat mengandalkan mitranya di Saudi untuk keuntungan harga yang kecil dibandingkan tarif umum. Perusahaan juga tidak lagi dalam kendali hukum atas minyak mentah yang cukup untuk memasok permintaan di seluruh dunia atau domestik.
Pergeseran tiba-tiba dalam politik perminyakan mengungkapkan sejumlah kekurangan Socal. Meskipun memiliki 17.000 pompa bensin di 39 negara bagian AS, Socal bukanlah pemasar yang terampil baik di Amerika Serikat maupun di Eropa.
Di negara bagian asalnya di California, misalnya, pangsa pasar Socal adalah 16 persen dan terus menurun. Socal telah melewatkan penemuan minyak di Laut Utara dan Alaska pada akhir 1960-an.
Socal menanggapi masalah ini dengan menggabungkan semua pemasaran domestiknya menjadi satu unit, Chevron USA. Perusahaan mulai memangkas lapangan kerja, pada awalnya secara bertahap dan kemudian lebih dalam. Selain itu, Socal meningkatkan upaya eksplorasi domestiknya sambil beralih ke sumber energi alternatif, seperti serpih, batu bara, dan uranium.
Pada 1981 perusahaan mengajukan penawaran 4 miliar dolar AS untuk AMAX Inc., pemimpin dalam pertambangan batu bara dan logam tetapi harus puas dengan 20 persen saham.
Pada 1984 Standard Oil Company (California) atau Socal berganti nama menjadi Chevron Corporation. Juga pada 1984, setelah satu dekade upaya sporadis untuk mengurangi ketergantungannya pada Timur Tengah yang bergejolak, Chevron Corporation memenuhi kebutuhan minyak jangka pendeknya dengan cara yang lebih langsung, yakni membeli Gulf Corporation.
Pembelian senilai 13,2 miliar dolar AS pada saat itu merupakan yang terbesar dalam sejarah bisnis AS. Chevron menjadi raksasa baru dalam industri minyak AS, dengan menjadi pengecer bensin domestik terkemuka dan perusahaan minyak terbesar berdasarkan aset.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: