Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Melestarikan Kain Sasirangan, Kain Adat Suku Banjar di Kalimantan Selatan

Melestarikan Kain Sasirangan, Kain Adat Suku Banjar di Kalimantan Selatan Kredit Foto: Istimewa

 Pelatihan kepada anggota UMKM itu kini membuahkan hasil. Produksi kelompok usaha kain batik sasirangan telah merambah ke pasar nasional dan telah dipamerkan di manca negara. Sekarang, kelompok UMKM produsen kain sasirangan ini juga sudah mampu memasarkan produk mereka secara online melalui beberapa marketplace. 

Dinamisator Desa Peduli Gambut Kalimantan Selatan, Enik Maslahah, mengungkapkan masyarakat dilatih memanfaatkan lahan gambut yang ada secara bijak. Menurut Enik, lahan gambut memiliki banyak keistimewaan. Bahkan lahan gambut bisa menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat yang hidup di perdesaan itu. Termasuk menyediakan berbagai warna-warna alam yang indah untuk kain-kain sasirangan.

Perbedaan kain sasirangan biasa dengan kain sasirangan masyarakat desa gambut terletak pada penggunaan pewarna kainnya. Masyarakat desa gambut menggunakan pewarna alami yang tumbuh di lahan gambut sebagai pewarna utama pada kain sasirangan mereka. 

Masyarakat menggunakan kunyit, daun rambutan, akar pohon-pohonan hingga bunga kamboja dan kenanga. Penggunaan pewarna alami juga mempermudah perajin mendapatkan bahan baku dari lingkungan sekitar dan efisiensi dari segi biaya produksi. Apalagi nilai jual ternyata lebih tinggi.

“Kain sasirangan juga sudah dikenalkan kepada pemerintahan kabupaten, provinsi dan instansi-instansi lain,” kata Enik Maslahah,Kamis (1/10). 

Pemerintah kabupaten memamerkan kain sasirangan karya masyarakat desa-desa gambut di Festival Sasirangan Banjarmasin tahun lalu. Pada perhelatan itu, UMKM Desa Peduli Gambut mendapat juara 1 kategori stand kelompok usaha yang menjual produk ramah lingkungan. 

Awalnya, kegiatan produksi sasirangan hanya dilakukan satu kelompok, yaitu Kelompok Eco Teratai di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Sekarang, mereka menularkan keterampilan ini kepada desa-desa lain seperti Desa Teluk Karya dan Desa Banuahanyar di Kabupaten Balangan. 

Pemerintah daerah juga mendukung kegiatan kelompok usaha kain sasirangan di desa-desa gambut. Dukungan itu direalisasikan dengan banyak melibatkan kelompok usaha untuk mempromosikannya ke khalayak luas. 

Menurut Pembina UMKM Kain Batik Sasirangan Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, Hj Nursidah, kualitas kain batik sasirangan karya masyarakat desa gambut dinilainya cukup baik dan laku di pasaran. Bahan yang digunakan untuk memproduksi kain sasirangan tersebut mudah didapatkan sehingga mempercepat kerja para pengrajin. 

Memang, kata dia, menggunakan pewarna alami cenderung tidak ‘ngejreng’ seperti pada kain sasirangan yang diwarnai oleh warna buatan. Namun, soal kualitas dia menjamin  sangat baik untuk digunakan. 

“Salah satu bahan yang paling mudah ditemukan misalnya dari buah mengkudu. Itu kan banyak di desa kami,” ucap Ketua PKK Kabupaten Balangan ini. 

Seorang anggota kelompok usaha kain sasirangan di Desa Teluk Karya Kecamatan Lampihong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, Laila Hayati menceritakan, pembinaan yang dilakukan BRG kepada masyarakat desa Teluk Karya telah membangkitkan ekonomi warga. Anggota kelompok yang berjumlah 21 orang itu kini lebih semangat karena mendapatkan tambahan pendapatan yang mencukupi untuk kehidupannya. 

“Dalam satu bulan kelompoknya bisa mendapatkan 10 juta rupiah. Keuntungan bersih kami sekitar 5 persen,” ujar Laila.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: