Ulil mengkritik Jokowi lantaran dianggap tidak mau mendengarkan publik. Keras, dia mengkritik pemerintahan saat ini. "Ini bukan Orde Reformasi. Ini adalah Orde Tuli. Orde yang ditandai dengan sikap pemerintah yang makin insuler, 'self-contained', ndak mau mendengarkan publik. Yang didengar hanya kartel oligarki. Ya, saya pakai istilah ini: OLIGARKI," tegasnya.
Dia mengaku senang lantaran dua ormas Islam terbesar Indonesia, NU dan Muhammadiyah, berpihak pada masyarakat yang menolak UU Ciptaker. "They are on the right side of history!" puji Ulil.
Pendukung Jokowi lainnya, Abdillah Toha juga kecewa. Dia menyayangkan, masukan para guru besar dan intelektual kampus soal UU Ciptaker tak didengarkan Jokowi.
Baca Juga: Kerap Serang Jokowi, Fahri Buka-bukaan Sering Dihubungi Istana: Presiden Kangen Tuh
"Presiden @Jokowi bilang oposisi terhadap UU Cipta Kerja karena banyak hoax. Benar banyak hoax beredar tapi apa pak Jokowi mau bilang bahwa keberatan banyak intelektual dan petinggi universitas juga berdasar hoax? Saya kira tidak. Menurut saya pemerintah telah gagal dalam komunikasi public," cuit @ AT_AbdillahToha, kemarin.
Sebelum mereka, Jokower lain, Ernest Prakasa juga mengkritik Jokowi lewat akun Twitternya, @ernestprakasa. "Apalah kita ini bagi para pemimpin nan mulia, selain deretan angka. Angka korban pandemi, angka pengangguran, angka pemilih para kandidat. Angka dan angka dan angka. Tanpa jiwa, tanpa suara," cuit komika ini.
Setelah mereka, siapa lagi Jokower yang akan ganti kulit? Pengamat Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio tak yakin akan ada lagi pendukung yang mengikuti jejak mereka. "Mereka sudah cukup puas dengan penjelasan Jokowi dalam konferensi pers kemarin. Sulit mengubahnya," ujarnya semalam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: