Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dalam 15 Tahun, Cangkang Sawit Indonesia Ditampung Jepang

Dalam 15 Tahun, Cangkang Sawit Indonesia Ditampung Jepang Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Selama ini, mayoritas pemanfaatan limbah kelapa sawit seperti tandan kosong kelapa sawit (TKKS) maupun cangkang sawit hanya sebagai pupuk organik di kebun dan bahan bakar boiler.

Namun, semakin berkembangnya teknologi, perseroan dapat memanfaatkan limbah kelapa sawit tersebut sebagai bahan bakar biomassa untuk boiler di pabrik kelapa sawit (PKS).

Pada September lalu, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DNSG) telah melakukan commissioning atas instalasi bio-CNG pertama, yang mengolah limbah cair pabrik kelapa sawit (palm oil mill effluent/POME) menjadi energi terbarukan dalam bentuk listrik dengan kapasitas 1,2 megawatt serta bio-CNG dalam tabung dengan kapasitas sebesar 280 meter kubik per jam.

Baca Juga: BPDPKS Perkuat Riset Sawit Lewat Perisai 2020

Tidak berhenti sampai di situ, DSNG melalui anak perusahaannya, PT Dharma Sumber Energi, menandatangani perjanjian kerja sama dengan eREX Singapore Pte Ltd untuk memasok cangkang kelapa sawit ke Jepang.

Penandatanganan kerja sama tersebut berlangsung secara virtual pada 8 Oktober 2020 oleh Efendi Sulisetyo selaku Direktur Utama dari PT Dharma Sumber Energi (DSE) dan Shuji Yoda selaku Managing Director dari eREX Pte Ltd.

Kontrak kerja sama ini akan berlangsung selama 15 tahun mendatang dengan pemanfaatan cangkang sawit sebagai bahan baku pembangkit listrik tenaga biomassa. Perlu diketahui, eREX Singapore merupakan anak perusahaan dari eREX Co Ltd, sebuah perusahaan publik di Jepang yang berpengalaman dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga biomassa.

Direktur Utama Dharma Satya Nusantara (DSNG) Andrianto Oetomo mengatakan, dalam kerja sama tersebut, beberapa pabrik kelapa sawit perseroan yang berlokasi di Muara Wahau, Kalimantan Timur, akan memasok cangkang kelapa sawit untuk diekspor ke Jepang dengan volume mencapai 70.000 ton per tahun.

"Selama ini cangkang kelapa sawit dari hasil pengolahan tandan buah segar menjadi CPO digunakan sebagai bahan bakar di boiler. Namun, kontrak jangka panjang dengan eREX ini membuka peluang kami untuk mengekspor cangkang ke Jepang sebagai bahan baku biomassa bagi pembangkit listrik berbasis biomass milik eREX tersebut," ujarnya. 

Lebih lanjut, Andrianto menambahkan, kerja sama dengan eREX merupakan langkah strategis bagi perseroan dalam menerapkan kebijakan keberlanjutan, yakni dengan memanfaatkan limbah yang dihasilkan dari proses produksi CPO menjadi produk yang bernilai ekonomis dan sesuai dengan prinsip-prinsip environment, social, and governance (ESG).

"Kami bertekad untuk mengintegrasikan ESG dalam segala aspek usaha sebagai cara kami berbisnis," ungkapnya.

Baca Juga: CPO Kalbar Lewat Pelabuhan Kijing, Sumbang Rp1 Triliun Per Bulan

Sementara itu, President Erex Co Ltd, Hitoshi Honna mengatakan, dengan mendirikan operasi stockpile bersama dengan DSNG, pihaknya dapat memastikan lebih jauh terhadap operasi jangka panjang dan cangkang yang ekonomis.

"Kami dapat mewujudkan pengadaan cangkang yang berkelanjutan dan tersertifikasi secara konsisten," jelasnya.

Ke depannya, DSNG akan mengintegrasikan instalasi bio-CNG dengan proyek biomassa untuk mengurangi penggunaan energi fosil atau diesel secara signifikan di pabrik kelapa sawit, pabrik pengolahan kernel, sarana transportasi hingga perumahan di sekitar kebun sehingga tercipta efisiensi biaya sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca agar lebih ramah lingkungan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: