Kisah Perusahaan Raksasa: Target, Peritel Gila Diskon yang Punya Cuan USD3,8 Miliar
Pada tanggal 9 Januari 2008, CEO Bob Ulrich mengumumkan rencana pensiunnya, dan menunjuk Gregg Steinhafel untuk menggantikannya sebagai CEO. Target mengharuskan perwira tinggi untuk pensiun pada usia 65 tahun. Setelah Ulrich pensiun, ia tetap menjadi ketua dewan sampai akhir tahun fiskal 2008.
Pada tanggal 4 Maret 2009, Target diperluas ke luar benua AS untuk pertama kalinya. Dua toko dibuka di pulau Oahu di Hawaii, bersama dengan dua toko di Alaska. Pembukaan toko Hawaii dan Alaska meninggalkan Vermont sebagai satu-satunya negara bagian di mana Target tidak beroperasi dengan kehadiran ritel.
Pada bulan Juni 2010, Target mengumumkan tujuan amalnya untuk menyumbangkan 1 miliar dolar kepada badan amal pendidikan pada tahun 2015. Penataan Perpustakaan Sekolah Target adalah program unggulan dalam inisiatif ini.
Pada tahun 2011, Target mengumumkan ekspansi internasional pertamanya dengan mengakuisisi jaringan ritel Zellers, dengan biaya 1,8 miliar dolar. Target Kanada menargetkan memiliki 150 toko pada tahun 2014.
Target pada 2019 atau ketika pandemi Covid-19 muncul dikabarkan telah menjadi salah satu pemenang besar selama pandemi. Itu terjadi berkat penawaran bahan makanan yang dijual secara daring.
Selain itu, pakaian dan barang rumah milik target nyatanya telah mencuri pangsa pasar dari banyak departement store yang melemah. Ketika pembeli mulai kembali ke barang-barang yang tidak penting, perampasan lahan jualan itu kemungkinan besar akan terus berlanjut, sampai batas tertentu melindungi Target dari penurunan belanja konsumen yang berkepanjangan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: