Resiliensi ekonomi adalah ketahanan ekonomi dari guncangan atau krisis ekonomi yang melanda suatu negeri atau wilayah. Banyak definisi ketahanan ekonomi membatasi fokusnya pada kemampuan untuk pulih dengan cepat dari gangguan.
Namun, dalam konteks pembangunan ekonomi, resiliensi ekonomi menjadi inklusif dari tiga atribut utama, yaitu kemampuan pulih dengan cepat dari guncangan, kemampuan menahan guncangan, dan kemampuan untuk menghindari guncangan sama sekali.
Baca Juga: Apa Itu Transaksi Margin?
Membangun resiliensi ekonomi dalam ekonomi lokal atau regional membutuhkan kemampuan untuk mengantisipasi risiko, mengevaluasi bagaimana risiko tersebut dapat berdampak pada aset ekonomi utama, dan membangun kapasitas yang responsif.
Di tingkat daerah atau masyarakat, praktisi pembangunan ekonomi berperan penting dalam membangun kapasitas ketahanan ekonomi. Para profesional dan organisasi pembangunan ekonomi sering menjadi titik fokus untuk koordinasi pasca-insiden, penyebaran informasi, menanggapi pertanyaan eksternal, dan administrator hibah utama untuk inisiatif pemulihan yang didanai pemerintah federal.
Seringkali, guncangan / gangguan terhadap basis ekonomi suatu daerah atau wilayah karena tiga faktor berikut ini:
- Penurunan atau peristiwa penting lainnya dalam perekonomian nasional atau internasional yang berdampak pada permintaan barang yang diproduksi secara lokal dan belanja konsumen
- Penurunan dalam industri tertentu yang merupakan komponen penting dari kegiatan ekonomi kawasan
- Guncangan eksternal lainnya (bencana alam atau buatan manusia, penutupan pangkalan militer, keluarnya pemberi kerja utama, dampak perubahan iklim, dll)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: