Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Teori Stephen Hawking yang Terkenal tentang Lubang Hitam Dikonfirmasi, Ini Kata Peneliti

Teori Stephen Hawking yang Terkenal tentang Lubang Hitam Dikonfirmasi, Ini Kata Peneliti Kredit Foto: NASA Ames Research Center/C. Henze

Ini karena lubang hitam tidak bisa menyusut menurut relativitas umum, tetapi bisa menurut mekanika kuantum. Fisikawan Inggris ikonik di balik hukum luas permukaan juga mengembangkan konsep yang dikenal sebagai radiasi Hawking --di mana kabut partikel dipancarkan di tepi lubang hitam melalui efek kuantum yang aneh.

Fenomena ini menyebabkan lubang hitam menyusut dan, akhirnya, selama periode waktu beberapa kali lebih lama dari usia alam semesta, menguap. Penguapan ini mungkin terjadi dalam rentang waktu yang cukup lama untuk tidak melanggar hukum luas dalam jangka pendek, tetapi itu adalah penghiburan kecil bagi fisikawan.

"Secara statistik, dalam jangka waktu yang lama, hukum dilanggar. Ini seperti air mendidih, Anda mendapatkan uap yang menguap dari panci Anda, tetapi jika Anda hanya membatasi diri untuk melihat air yang menghilang di dalamnya, Anda mungkin tergoda untuk mengatakan entropi panci menurun. Tetapi jika Anda mengambil uap juga diperhitungkan, entropi keseluruhan Anda telah meningkat. Sama halnya dengan lubang hitam dan radiasi Hawking," kata Maximiliano. 

Dengan hukum area yang ditetapkan untuk jangka waktu pendek hingga menengah, langkah selanjutnya para peneliti adalah menganalisis data yang diperoleh dari lebih banyak gelombang gravitasi untuk wawasan lebih dalam yang dapat diperoleh dari lubang hitam.

"Saya terobsesi dengan benda-benda ini karena betapa paradoksnya mereka. Mereka sangat misterius dan membingungkan, namun pada saat yang sama kita tahu mereka sebagai benda paling sederhana yang ada," ungkap astrofisikawan itu.

"Ini, serta fakta bahwa mereka adalah tempat gravitasi bertemu mekanika kuantum, menjadikannya taman bermain yang sempurna untuk pemahaman kita tentang apa itu realitas," tambah dia.

Para peneliti menerbitkan temuan mereka 26 Mei di Journal Physical Review Letters.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: