Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Orang Terkaya: David Reuben, Konglomerat dan Keluarga Terkaya di Inggris

Kisah Orang Terkaya: David Reuben, Konglomerat dan Keluarga Terkaya di Inggris Kredit Foto: DAVE BENETT/GETTY IMAGES
Warta Ekonomi, Jakarta -

Seorang pengusaha Inggris, David Reuben merupakan salah satu orang terkaya di dunia. Pria kelahiran 1941 ini pada Mei 2020, bersama saudaranya Simon, mereka dinobatkan sebagai keluarga terkaya kedua di Inggris oleh Sunday Times Rich List dengan kekayaan bersih £16 miliar (Rp312 triliun). Tetapi hari ini, Forbes memperkirakan kekayaan David mencapai USD7,7 miliar (Rp150 triliun).

David dan Simon lahir di Bombay, British India. Mereka adalah putra David Sassoon Reuben dan Nancy Reuben, sebuah keluarga Yahudi Baghdadi. Kemudian, mereka pindah ke London pada 1950-an dengan ibu mereka, Nancy, dan tinggal di Islington.

Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Giorgio Armani, Miliarder Fashion Design dengan Otak Bisnis nan Cemerlang

Setibanya di Inggris David serta saudaranya Simon dikirim ke sekolah negeri di Islington. Setelah menyelesaikan pendidikannya di sekolah, David, tidak seperti saudaranya yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal, memulai pendidikan menengahnya di Sir John Cass Sixth Form College di Stepney.

Sejak itu, mereka telah menjalankan berbagai bisnis di seluruh anak benua India dari basis mereka di Bombay dan Baghdad. 

Ketika David berusia 17 tahun, dia memasuki bisnis besi tua dan mulai berdagang, bekerja malam sambil menyelesaikan kuliah. Pada saat yang sama Simon mengambil berbisnis permadani, membeli perusahaan karpet tertua di Inggris dari receiver, menghasilkan cukup uang darinya untuk mulai berinvestasi di properti.

Selanjutnya, David bergabung dengan saudaranya dalam inisiatif investasi di tahun 1970-an. Mereka mendirikan sebuah perusahaan yang dikenal sebagai Trans World Group. Perusahaan tersebut mengkhususkan diri dalam perdagangan logam non-ferrous, yaitu aluminium dan timah dari London dan tembaga dan timah dari New York. Secara bersamaan mereka berinvestasi di properti. Pada tahun 1984, perusahaan itu bernilai lebih dari USD20 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: