Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Software Development?

Apa Itu Software Development? Kredit Foto: Unsplash/Markus Spiske

Langkah-Langkah Penting dalam Proses Software Development

Ada enam langkah utama dalam siklus software development, antara lain:

1. Identifikasi kebutuhan

Identifikasi kebutuhan adalah tahap riset pasar dan brainstorming dari keseluruhan proses. Sebelum sebuah perusahaan membangun software, mereka perlu melakukan riset pasar yang ekstensif untuk menentukan kelayakan produk. Developer harus mengidentifikasi fungsi dan layanan yang harus disediakan software tersebut sehingga konsumen sasarannya mendapatkan hasil yang maksimal darinya dan menganggapnya perlu dan berguna. Ada beberapa cara untuk mendapatkan informasi ini, seperti mendapatkan feedback dari pelanggan potensial dan pelanggan yang sudah ada serta melakukan survei.

Baca Juga: Apa Itu LAMP Server?

Tim IT dan divisi lain di perusahaan juga harus mendiskusikan kekuatan, kelemahan dan peluang dari produk. Proses software development dapat dimulai hanya jika produk memenuhi setiap parameter yang diperlukan untuk mencapat keberhasilannya.

2. Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan adalah fase kedua dalam siklus software development. Di sini, para pemangku kepentingan menyetujui persyaratan teknis dan pengguna serta spesifikasi produk yang diusulkan untuk mencapai tujuannya. Fase ini memberikan garis besar secara rinci dari setiap komponen, ruang lingkup, tugas developer dan parameter pengujian untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

Tahap analisis kebutuhan melibatkan developer, pengguna, penguji, manajer proyek dan jaminan kualitas. Ini juga merupakan tahap di mana programmer memilih pendekatan software development seperti waterfall model atau V model. Tim akan mencatat hasil tahap ini dalam dokumen software requirement specification yang selalu dapat dikonsultasikan oleh tim selama tahap pengerjaan proyek.

3. Desain

Desain adalah tahap ketiga dari proses software development. Di sini, arsitek dan developer menyusun spesifikasi teknis lanjutan yang mereka butuhkan untuk membuat software sesuai kebutuhan. Pemangku kepentingan akan membahas faktor-faktor seperti tingkat risiko, komposisi tim, teknologi yang berlaku, waktu, anggaran, keterbatasan proyek, metode dan desain arsitektur.

Design Specification Document (DSD) akan menentukan desain arsitektur, komponen, komunikasi, representasi front-end, dan aliran pengguna produk. Langkah ini menyediakan template untuk developer dan penguji serta mengurangi kemungkinan cacat dan penundaan pada produk jadi.

4. Pengembangan dan implementasi

Tahap selanjutnya adalah pengembangan dan implementasi parameter desain. Developer code berdasarkan spesifikasi dan persyaratan produk yang disepakati pada tahap sebelumnya. Dengan mengikuti prosedur dan pedoman perusahaan, front-end developer membangun interface dan back-end, sementara administrator database membuat data yang relevan dalam database. Programmer juga menguji dan meninjau kode satu sama lain.

Setelah proses coding selesai, developer menyebarkan produk ke environment dalam tahap implementasi. Hal ini memungkinkan mereka untuk menguji versi percontohan program untuk membuat kinerja sesuai dengan persyaratan.

5. Pengujian

Di fase pengujian akan memeriksa bug software dan memverifikasi kinerjanya sebelum dikirim ke pengguna. Pada tahap ini, tim penguji akan memverifikasi fungsi produk untuk memastikan kinerjanya sesuai dengan dokumen analisis persyaratan.

Penguji menggunakan exploratory testing jika mereka memiliki pengalaman dengan software itu atau skrip pengujian untuk memvalidasi kinerja masing-masing komponen software. Mereka memberi tahu developer tentang cacat dalam kode. Jika developer mengonfirmasi bahwa kekurangannya itu valid, mereka akan memperbaiki program, dan penguji mengulangi prosesnya hingga software tersebut bebas dari bug dan berperilaku sesuai dengan persyaratan.

6. Penerapan dan pemeliharaan

Setelah software dirasa bebas cacat, developer dapat mengirimkannya ke pelanggan. Setelah rilis versi produksi, perusahaan software development membuat tim pemeliharaan untuk mengelola masalah yang sedang dihadapi klien saat menggunakan produk. Pemeliharaan dapat menjadi hot-fix jika itu adalah masalah kecil tetapi kegagalan software yang parah harus memerlukan pembaruan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: