Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Continous Integration?

Apa Itu Continous Integration? Kredit Foto: Unsplash/Markus Spiske
Warta Ekonomi, Jakarta -

Continuous integration (CI) adalah praktik dalam mengotomatisasi integrasi perubahan kode dari banyak kontributor ke dalam satu proyek software. Ini adalah praktik terbaik DevOps, yang memungkinkan developer untuk sering menggabungkan perubahan kode ke dalam repositori pusat tempat pembangunan dan pengujian yang nantinya akan dijalankan. Alat ini secara otomatis digunakan untuk menegaskan kebenaran kode baru sebelum proses integrasi.

Perlu diketahui, source code version control system adalah inti dari proses CI. Version control system juga dilengkapi dengan pemeriksaan lain seperti tes kualitas kode otomatis, alat tinjauan gaya sintaksis, dan masihi banyak lagi.

Baca Juga: Apa Itu Continous Testing?

Mengapa Kita Perlu Menggunakan Continous Integration?

Memiliki artifact yang siap digunakan untuk diperiksa (misalnya, dari development hingga quality assurance environment) adalah hal yang bijaksana dalam organisasi software engineering saat ini.

Keluaran utama dari pekerjaan seorang software engineer bersifat iteratif. Beberapa artifact dapat dibuat sebelum kandidat rilis yang layak dibuat. Kemampuan untuk membangun sesuai permintaan dan memulai integrasi dimulai dengan pembangunan yang dapat terjadi beberapa kali sehari. Menurut Paul Duvall, rekan penulis 'Continuous Integration', CI akan meningkatkan kualitas dan mengurangi risiko.

Kelebihan Dari Continous Integration

Memiliki pendekatan continous integration dapat membebaskan tim dari beban build manual dan juga membuat build dapat diulang, konsisten, dan tersedia. Memiliki produk utama dari tim software engineering yang siap untuk digunakan secara teratur dapat bermanfaat bagi software delivery life cycle dan memungkinkan kolaborasi yang konsisten antar engineer, dengan menghindari terjadinya bottleneck.

1. Skalabel

CI memungkinkan organisasi untuk menskalakan dalam ukuran tim engineering, ukuran codebase, dan juga infrastruktur. Dengan meminimalisir alur integrasi kode dan overhead komunikasi, CI membantu membangun DevOps dan alur kerja yang gesit. Ini memungkinkan setiap anggota tim untuk memiliki perubahan kode baru hingga saat dirilis.

CI memungkinkan penskalaan dengan menghapus ketergantungan organisasi antar pengembangan fitur individual. Developer dapat mengerjakan fitur dalam silo yang terisolasi dan memiliki jaminan bahwa kode mereka akan terintegrasi dengan mulus dengan basis kode lainnya, yang merupakan proses inti DevOps.

2. Meningkatkan feedback

Kelebihan lain dari CI adalah mendapatkan feedback yang lebih cepat pada keputusan bisnis. Tim produk dapat menguji ide dan mengulangi desain produk lebih cepat dengan platform CI yang dioptimalkan. Perubahan dapat dengan cepat didorong dan diukur. Bug atau masalah lain juga dapat dengan cepat diatasi dan diperbaiki.

3. Meningkatkan komunikasi

CI meningkatkan teknik komunikasi dan akuntabilitas secara keseluruhan, yang memungkinkan kolaborasi yang lebih besar antara proses development dan operasi dalam tim DevOps. Dengan memperkenalkan pull request workflow yang berkaitan dengan CI, developer akan mendapatkan pengetahuan pasif. Pull request memungkinkan seorang developer untuk mengamati dan mengomentari kode dari anggota tim lainnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: