Ucapan Mustofa Nahrawardaya Ngawur Banget, Kedok Partai Ummat Terbongkar, Ternyata...
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Anak Bangsa (LKAB) Rudi S Kamri bersuara lantang menyikapi pernyataan Jubir Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya yang menyinggung Densus 88 Antiteror Mabes Polri.
Sebelumnya, Mustofa menginginkan Densus 88 untuk dievaluasi usai menangkap kader Partai Ummat, RH yang menjadi tersangka terorisme jaringan Jemaah Islamiyah (JI).
Baca Juga: Beredar Video "Tiba di Bareskrim Polri, Ustad Sesat Dijemput Paksa", Ummat: Tebak ini Kerjaan Siapa?
Menurut Rudi, ucapan Mustofa sangat keterlaluan ketika melindungi seseorang yang terafiliasi terorisme. Itu bisa menjadi ancaman bagi Partai Ummat.
"Saya pikir Mustofa ini ngawur karena meminta negara untuk mengevaluasi Densus 88. Masyarakat pun makin mengetahui kualitas dari Partai Ummat yang bisa dianggap sebagai wadah terorisme," ujar Rudi kepada GenPI.co, Rabu (16/2).
Rudi menjelaskan Partai Ummat seharusnya mendukung Mabes Polri dalam hal ini Densus 88 untuk memberantas terorisme, bukan menyudutkan.
Sebab, kata dia, publik bisa mengetahui pasti kedok Partai Ummat sebagai sarang kelompok terorisme.
"Publik akhirnya mendapatkan gambaran yang lebih nyata secara terang-benderang bahwa apa dan siapa serta bagaimana Partai Ummat itu," jelasnya.
Selain itu, Rudi beranggapan jika terus terlihat mendukung terorisme, Partai Ummat akan menuju kehancuran dini.
Menurutnya, publik secara jelas bisa menilai bahwa Partai Ummat memang keluar dari jalur kebangsaan
"Jadi, jangan diharapkan Partai Ummat ialah yang menyokong 100 persen Pancasila, NKRI, atau nasionalisme. Sebab, kalau rumahnya diisi dengan kelompok-kelompok seperti RH," tandasnya.
Seperti diketahui, Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap tiga terduga teroris, yaitu RH, CA, dan M di Bengkulu. RH diketahui ialah salah satu kader Partai Ummat.
Ketiganya diketahui merupakan anggota kelompok Jemaah Islamiyah (JI) yang bertugas merekrut, mendanai, dan menyediakan tempat pelarian anggota teroris lainnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq