Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sri Mulyani Ingatkan Ancaman Perubahan Iklim Bisa Lebih Besar dari Pandemi

Sri Mulyani Ingatkan Ancaman Perubahan Iklim Bisa Lebih Besar dari Pandemi Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keterangan pers tentang realisasi pelaksanaan APBN 2021 di kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (3/1/2022). Sri Mulyani menyatakan pelaksanaan APBN 2021 mencatatkan kinerja positif dengan pendapatan negara melebihi target, belanja negara optimal, pembiayaan anggaran yang lebih efisien sehingga menjadi modal positif untuk transisi menuju konsolidasi fiskal 2023. | Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani mengingatkan mengenai bahaya perubahan iklim. Menurutnya, ancaman perubahan iklim lebih besar dibanding ancaman pandemi Covid-19.

"Perubahan iklim dapat menyebabkan ancaman yang lebih besar daripada Covid-19. Anggota negara G20 harus berperan dalam memerangi perubahan iklim," katanya dalam 1st Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) G20 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (17/2/2022).

Baca Juga: Sri Mulyani: Merdeka Belajar Upaya Pemerintah Perbaiki Kualitas Pendidikan di Indonesia

Terkait hal ini, dia menggarisbawahi upaya yang perlu dilakukan tak hanya persoalan pengurangan emisi karbon, tetapi juga menemukan solusi pembiayaan untuk investasi dan teknologi berkelanjutan yang dapat mengatasi perubahan iklim.

"Kita perlu berkomitmen untuk melakukan transisi energi yang adil dan terjangkau. Kita bisa pulih lebih kuat dan pulih bersama meskipun kita menghadapi situasi yang sulit," tambahnya.

Dia sendiri mengaku pihaknya tengah mempersiapkan kerangka kebijakan untuk mendukung inisiasi pembiayaan berkelanjutan. Dalam hal ini, transisi energi juga menjadi salah satunya.

Menkeu RI juga meminta negara-negara G20 berkomitmen untuk menyediakan transisi hijau yang terjangkau. Pasalnya, transisi hijau menjadi kunci dalam mempercepat transisi energi menuju ekonomi global yang rendah karbon.

"Kami juga mempertimbangkan mekanisme regulasi untuk mengurangi emisi karbon," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: