Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Januari 2022: Ekspor CPO Indonesia Catatkan Penurunan

Januari 2022: Ekspor CPO Indonesia Catatkan Penurunan Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) merosot cukup tajam pada perdagangan Jumat siang (11/3/2022). Data Bursa Derivatif Malaysia mencatat, hingga pukul 14:38 WIB, harga CPO kontrak Maret 2022 turun 2,73 persen menjadi MYR7.470 per ton.

Sementara itu, kontrak April 2022 melemah 3,26 persen di MYR7.371 per ton, sedangkan kontrak teraktif Mei 2022 menurun 2,93 persen di MYR6.757 per ton.

Baca Juga: BPDPKS Akan Luncurkan Aplikasi AMANDASARI, Apa Itu?

Menyusul rilis data GAPKI, diketahui bahwa ekspor CPO Indonesia pada Januari 2022 menurun 11,4 persen, dibandingkan ekspor Desember 2021 menjadi 2,18 juta ton. Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono menyampaikan, penurunan ekspor di bulan Januari tersebut merupakan pola musiman, namun kali ini juga diperkirakan akibat produksi yang sangat terbatas serta dipicu harga yang sangat tinggi.

Perubahan ekspor terbesar terjadi untuk negara tujuan China sebesar -149 ribu ton (-172 ribu ton dari penurunan Refined PO), Pakistan sebesar -108 ribu ton (-139 ribu dari penurunan Refined PO), dan India sebesar +97 ribu ton (+126 ribu ton dari kenaikan impor Refined PO).

Lebih lanjut disampaikan Mukti, stok minyak sawit dan inti sawit akhir bulan Januari mengalami kenaikan menjadi 4,678 juta ton dari yang sebelumnya sebesar 4,129 juta ton pada awal Januari.

Adanya konflik Rusia-Ukraina telah mendorong naiknya harga minyak bumi lebih dari US$100/barel yang akan menambah beban pemerintah dan juga negara-negara lain. Dalam pasar minyak nabati dunia, Semester I-2022 diperkirakan akan terjadi defisit pasokan. Ditambah lagi, Ukraina sebagai salah satu produsen minyak nabati dari bunga matahari dan rapeseed, sehingga mendorong naiknya harga minyak nabati dan berakibat minyak sawit akan menjadi harapan utama negara importir.

Baca Juga: Peningkatan Harga CPO Tahun Ini Capai Rekor Tertinggi

“Oleh sebab itu, pemerintah perlu mengatur secara bijak penggunaan dalam negeri dan ekspor minyak sawit untuk menjaga neraca perdagangan nasional. Bagi pekebun, peningkatan efisiensi dan produksi merupakan dua hal yang harus terus menerus diupayakan,” ungkap Mukti, dilansir dari laman InfoSAWIT.com pada Senin (14/3/2022).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: