BPS Catat Inflasi Tertinggi Sejak Desember 2017, Fadel Muhammad Imbau Pemerintah Kendalikan Kondisi
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia, Fadel Muhammad, menghimbau kepada Pemerintah untuk mengendalikan tingkat inflasi dan berhati-hati terhadap potensi kenaikan inflasi yang lebih tinggi.
"Saya meminta dan menghimbau kepada Pemerintah, khususnya Bank Indonesia, untuk lebih dapat mengendalikan tingkat inflasi. Per Mei 2022 ini, BPS mencatat inflasi sebesar 3,55% year-on-year (YoY). Ini inflasi tertinggi sejak Desember 2017. Saya juga menghimbau Bank Indonesia untuk berhati-hati terhadap potensi kenaikkan inflasi yang lebih tinggi lagi akibat konflik Ukraina dan Rusia," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta (3/6/2022).
Baca Juga: Sri Mulyani: Masih Ada Kekhawatiran Baru, Ancaman Resesi dengan Inflasi Tinggi Sangat Nyata
Fadel Muhammad menjelaskan bahwa inflasi yang terlalu tinggi dapat memberikan dampak negatif kepada masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Inflasi adalah salah satu indikator adanya roda perputaran ekonomi. Tapi, inflasi itu harus terukur. Jika [inflasi] terlalu tinggi, ini berdampak negatif bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah atau masyarakat kurang mampu, karena mengurangi daya beli kelompok masyarakat ini akibat harga-harga yang semakin mahal," tambahnya.
Founder dan Komisaris Warta Ekonomi ini menghimbau kepada Bank Indonesia untuk melaksanakan kebijakan moneter yang sesuai untuk menjaga laju inflasi yang ditargetkan.
Baca Juga: Refleksi Hari Lahir Pancasila, Fadel Muhammad: Momentum untuk Lebih Harmoniskan Kehidupan Berbangsa
"Saya menghimbau kepada Bank Indonesia untuk semakin memperkuat koordinasi baik dengan Pusat dan Daerah melalui Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Pusat Daerah (TPID)," katanya.
Fadel Muhammad juga menghimbau agar koordinasi dan sinergi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang beranggotakan Kementerian Keuangan, BI, OJK, dan LPS dapat diperkuat kembali mengingat kondisi global yang belum kondusif.
"Saat ini, uncertainty di dalam kondisi global masih terjadi. Oleh karena itu, saya berharap KSSK dapat lebih meningkatkan koordinasi, sinergi, dan kolaborasi di dalam menghadapi risiko kenaikan inflasi di depan," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: