Seperti Apa Duit China Dibelanjakan di Pasifik? Mari Periksa Lebih Lanjut
Kepulauan Solomon
Selain pakta keamanan dengan China yang ditandatangani pada bulan April, Kepulauan Solomon juga memiliki perjanjian lainnya dengan Beijing.
Tak lama setelah Kepulauan Solomon beralih mengakui China daripadaTaiwan, Honiara langsung menandatangani enam perjanjian dengan Beijing.
Perjanjian itu mencakup kesepakatan dengan perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan terbesar di China untuk meningkatkan puluhan landasan terbang di Kepulauan Solomon.
Ini merupakan bagian dari rencana ambisius untuk mengubah negara itu menjadi "pusat penerbangan" di kawasan Pasifik.
Sebagai gantinya, Kepulauan Solomon akan membeli enam pesawat dari perusahaan milik negara China, tapi tampaknya sejauh ini belum ada realisasi dari MOU tersebut.
Salah satu proyek yang sedang berlangsung justru adalah pembangunan stadion olahraga nasional bernilai jutaan dolar yang didanai dan dibangun oleh Beijing di Honiara.
Pengamat Pasifik Tess Newton Cain dari Universitas Griffith mengatakan bahwa proyek tersebut dirancang untuk Kepulauan Solomon untuk menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Pasifik 2023.
Menurut dia, proyek ini dipandang penting karena Pemerintah Slomon menyematkan pemulihan ekonomi pasca-COVID di Olimpiade.
"Ini fokus nyata demi kebanggaan nasional," jelasnya.
Rincian perjanjian lain antara China dan Kepulauan Solomon, termasuk yang ditandatangani selama kunjungan Menlu Wang, sejauh ini tidak jelas.
ABC telah menghubungi Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Luar Negeri Kepulauan Solomon untuk memberikan komentar.
Kiribati
Selama kunjungan Menlu Wang, Kiribati menandatangani 10 dokumen untuk "meningkatkan kerjasama" dalam proyek BRI, perubahan iklim, lapangan kerja, pengurangan risiko bencana, infrastruktur jalan, pariwisata, pengiriman tim medis, pasokan COVID-19, dan transportasi laut untuk Kepulauan Line.
Selain itu, media pemerintah China Global Times melaporkan ada pula perjanjian kerjasama perdagangan, energi terbarukan, dan pemeriksaan bea cukai telah ditandatangani.
Pemerintah Kiribati berjanji untuk merilis rincian tentang kunjungan tersebut.
Menurut sumber ABC, ketika delegasi China mendarat di Kiribati bulan lalu, negara terumbu karang ini fokus pada peluang perdagangan dan pariwisata dan tak tertarik pada kerjasama keamanan.
Meskipun banyak spekulasi mengenai rencana kontroversial untuk membuka kembali zona laut yang dilindungi untuk penangkapan ikan komersial, dan untuk meningkatkan landasan terbang era Perang Dunia II di Pulau Canton, sumber ABC mengatakan hal ini tidak termasuk dalam perjanjian dengan China.
Sejak mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke Beijing pada 2019, Kiribati bertekad membuka Kawasan Lindung Kepulauan Phoenix seluas 400.000 kilometer persegi — salah satu zona konservasi laut terbesar di dunia — untuk kegiatan penangkapan ikan.
Sejumlah pihak menyatakan keprihatinannya bahwa rencana China untuk meningkatkan landasan udara akan memberi Beijing pijakan di sekitar 3.000 km dari Hawaii, negara bagian AS.
Namun Pemerintah Kiribati menyatakan ini merupakan proyek non-militer yang dibangun demi kepentingan pariwisata.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto