"Seperti saat di Garut sekarang lagi pendataan ulang by name by adress untuk mengetahui jumlah pasti penderita stunting. Prioritas saat ini adalah penanganan stunting akut," ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPR RI Komisi IX, Nurhayati Effendi mengatakan, intervensi langsung harus dilakukan untuk merealisasikan angka penurunan stunting di Garut dan Jawa Barat. Program yang telah disiapkan BKKBN dan Kemenkes harus bisa direalisasikan dan tak hanya sebatas sosialisasi semata.
Baca Juga: Edukasi Pencegahan Stunting, Kredivo Berkolaborasi dengan 1000 Days Fund di Daerah 3T
"Harus ada intervensi langsung. Saya ingin program ini jadi realita dan tak cuma sosialisasi. Tindakan preventif harus dilakukan," tegasnya.
Menurutnya, langkah konkret harus dilakukan jika ingin terjadi penurunan stunting. Pemberian makanan bergizi dan vitamin harus dilakukan kepada balita yang menderita stunting. "Terutama stunting akut perlu intervensi makanan tambahan khusus," ujarnya.
Baca Juga: BKKBN Sebut Stunting Dapat Berdampak pada Perekonomian Nasional, Simak Penjelasannya!
Nurhayati menambahkan, Pemkab Garut bisa mencontoh Tasikmalaya dalam penurunan stunting. Salah satu upayanya dengan mendatangi langsung balita yang menderita stunting.
"Di Tasikmalaya bekerja sama dengan Universitas Siliwangi dan Muhammadiyah serta transportasi online untuk mendatangi bayi stunting. Di Garut belum masuk, tapi kami harap bisa diadopsi BKKBN," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas