Dia menjelaskan, pengumpuan data dilakukan melalui wawancara tatap muka (face to face interview) oleh enumerator yang telah dilatih dengan instrumen kuesioner. Satu pewawancara bertugas untuk 1 desa/kelurahan dan mewawancarai 10 responden.
Pengumpulan data dilakukan pada 4 s.d.20 juni 2022. Kendali kualitasdilakukan secara random terhadap 75% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check), penyaksian wawancara atau pengecekan via telepon.
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode acak bertingkat (multi-stage random sampling) hingga unit keluarga. Pemilihan individu responden di dalam keluarga terpilih menggunakan kish grid. Berikut ini langkah yang dilakukan dalam pemilihan sampel.
"Validasi sampel Berikut ini distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin, agama, suku bangsa, dan wilayah domisili responden, baik berdasarkan provinsi maupun kategori Jawa-luar Jawa. Secara umum, distribusi sampel dalam survei ini cukup mendekati distribusi pada tingkat populasi, berdasarkan data BPS," ucapnya.
Hasil temuan survei terkait ketertarikan responden untuk mengikuti berita politik, intensitas mereka mendiskusikan masalah politik dengan orang lain. Beberapa intensi masyarakat untuk mengikuti berita dan desas desus politik atau pemerintahan? Survei ini menemukan bahwa hanya sekitar 39,8% atau hampir 4 dari 10 orang responden tertarik untuk mengikuti berita tentang politik atau pemerintahan, sedangkan lebih dari setengah responden lainnya (60,2%)menyatakan tidak tertarik dan tidak intens mengikuti berita dan desas desus terkait politik atau pemerintahan.
Kemudian, konsumsi Pemberitaan Politik Oleh Masyarakat hasil survei terkait data tentang konsumsi berita politik dan penggunaan media baru seperti media sosial dan aplikasi chatting yang semakin populer di tengah masyarakat.
Seberapa sering Masyarakat Indonesia mengakses (membaca,menulis, mendengar, atau menonton) berita atau informasi mengenai masalah politik atau pemerintahan hasil survei menunjukan bahwa media online menjadi media yang paling sering digunakan (56,7 %) responden untuk memperoleh informasi tentang politik, sedangkan media cetak adalah yang paling jarang digunakan.
Temuan hasil penelitian survei
1. Ketertarikan dan hubungan masyarakat dengan isu isu dan masalah politik a. Hasil temuan survei terkait ketertarikan responden untuk mengikuti berita politik, intensitas mereka mendiskusikan masalah politik dengan orang lain. Seberapa intensi masyarakat untuk mengikuti berita dan desas desus politik atau pemerintahan? Survei ini menemukan bahwa hanya sekitar 39,8% atau hampir 4 dari 10 orang responden tertarik untuk mengikuti berita tentang politik atau pemerintahan, sedangkan lebih dari setengah responden lainnya (60,2%) menyatakan tidak tertarik dan tidak intens mengikuti berita dan desas desus terkait politik atau pemerintahan.
Seberapa sering Masyarakat Indonesia saat ini membicarakan masalah politik atau pemerintahan antar sesama anggota masyarakat bersama keluarganya, temannya atau tetangganya, hasil temuan survei menunjukan Hanya sekitar 20,1 % responden yang mengaku sering membicarakan masalah politik dengan orang lain. Sebanyak 40,8% mengaku jarang dan 39,1% lainnya mengaku tidak pernah mendiskusikan politik dengan orang lain.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: