Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat Blak-blakan Sebut Koalisi Indonesia Bersatu Masih Jalan di Tempat

Pengamat Blak-blakan Sebut Koalisi Indonesia Bersatu Masih Jalan di Tempat Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Manuver sejumlah partai menuju 2024 mulai terlihat. PAN, PPP, dan Golkar bahkan telah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu. Namun hingga kini, memang tidak banyak manuver dan gerakan yang diperlihatkan KIB selain dari pertemuan para ketua umum partai beberapa pekan yang lalu.

Menimbang sebagian besar partai masih terus bermanuver untuk menjajaki peluang kerjasama menyambut momentum 2024. Beberapa parpol, seperti Nasdem bahkan sudah menyebutkan nama calon presiden (capres) yang akan diusung, bahkan PKB dan pengurusnya yang sempat ditinggal sudah berkali-kali bertemu dengan Partai Gerindra.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS) Agung Baskoro mengatakan, walaupun sampai hari ini baru KIB yang terbentuk sebagai wadah koalisi, namun dia melihat, KIB ini justru tak ada hal baru dalam beberapa pekan terakhir.

"Seharusnya, di titik inilah momentum KIB untuk melahirkan terobosan kembali terbuka karena banyak partai masih belum  sepakat secara resmi untuk berkoalisi," kata Agung kepada wartawan, Jumat (1/7/2022).

Baca Juga: Pengamat Ini Sebut Duet Anies Baswedan dan Puan Maharani Bisa Hentikan Polarisasi, Simak!

Dia melihat, PDIP sebagai parpol yang bisa maju sendiri dalam Pilpres, karena telah memenuhi ambang batas saja mulai bermanuver. Pascarakernas partai berlambang banteng ini melalui elit-elitnya mengkonfirmasi bahwa Puan Maharani (Puan) akan mulai bersafari politik.

"Safari ini untuk menjalin komunikasi dengan berbagai partai kecuali dengan Partai Demokrat dan PKS untuk meretas jalan bekerjasama," katanya.

Selain PDIP, situasi partai lain seperti Nasdem yang sudah menelurkan tiga nama capres. Rekomendasi Nasdem bersama Anies, Andika, dan Ganjar, juga masih tertahan untuk berkoalisi dengan Demokrat-PKS. Hal ini menjadi kuncian, pasca ketua umumnya, Surya Paloh menyampaikan gagasan Capres-Cawapres Pemersatu.

"Usulan capres pemersatu Nasdem, lewat paket Anies - Ganjar atau Ganjar-Anies. Padahal jamak diketahui oleh publik, Demokrat mengusung sosok Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)  baik sebagai Capres atau Cawapres, walaupun PKS belum sampai bicara nama," ungkapnya.

Situasi lebih baik, justru sementara ini, ada di Gerindra-PKB, yang dalam beberapa kesempatan informal mulai mengenalkan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR), karena koalisi ini ramping dan rasional. Maksudnya ramping, karena KIR atau koalisi Gerindra-PKB sudah mampu memenuhi presidential threshold dan rasional.

"Karena basis massa Gerindra yang nasionalis, dilengkapi oleh PKB yang didominasi kalangan santri. Artinya kemungkinan koalisi ini terbentuk sangat besar pasca KIB walaupun tak bisa dimungkiri  dinamika koalisi masih terus berlangsung," ujar Agung.

Karena itu melihat masih jalan di tempatnya KIB ini, Agung menyarankan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk merespon perihal ini. Pertama, soal visi, misi, program, dan inovasi kebijakan (baca : platform pilpres), karena ini menjadi jantungnya perubahan.

Dia mengingatkan, jangan sampai platform pilpres bersama koalisi ini hanya menjadi domain tim sukses seperti biasanya. Atau hal ini hanya bahan debat kandidat tanpa keterlibatan publik secara intensif di dalamnya lewat kampus, LSM/NGO kredibel, atau tokoh masyarakat sipil yang kompeten.

"Pembahasannya bisa dimulai dengan mengurai problem-problem kontemporer soal kemiskinan, pengangguran, melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok, ancaman pasokan pangan akibat perang Rusia-Ukraina, terkait pemanasan global, perihal pandemi corona dan setelahnya, dan hal-hal lainnya yang dewasa ini menemani keseharian kita," paparnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: