Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perkuat Kinerja dalam Implementasi Program, BKKBN Terapkan Sistem Kerja Ini

Perkuat Kinerja dalam Implementasi Program, BKKBN Terapkan Sistem Kerja Ini Kredit Foto: BKKBN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berkomitmen memperkuat nilai budaya kerja tuntas, responsif, dan luhur dalam upaya Pembangunan Keluarga, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana dengan seoptimal mungkin guna mencapai target percepatan penurunan stunting di Indonesia.

Dalam mengoptimalkan programnya, BKKBN berkomitmen penuh menginternalisasikan budaya kerja ber-Akhlak yang diwujudkan dalam peta pelaksanaan atau road map. Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam rapat reviu memaparkan bahwa program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting tahun anggaran 2022 merupakan salah satu wahana evaluasi dan pemantauan dan program tersebut di semester satu tahun 2022.

Baca Juga: Efek Domino Stunting, BKKBN: Kecerdasan Anak Indonesia di Urutan 64 dari 65 Negara

Melalui reviu tersebut, Hasto mengatakan bahwa akselerasi pelaksanaan program dan anggaran bisa berjalan sesuai dengan langkah strategis yang telah ditetapkan serta meningkatkan kinerja BKKBN. Dia juga mengungkapkan bahwa terdapat enam Sapen penting yang telah dilakukan pihaknya untuk merealisasikan hal tersebut, salah satunya sumber daya manusia, pengalihan jabatan administrasi menjadi jabatan fungsional.

Dia menyebut bahwa jabatan fungsional tersebut adalah menata kependudukan dan keluarga berencana sehingga perkuatan peran dan fungsi BKKBN dalam mewujudkan keluarga berkualitas dan pertumbuhan penduduk bisa diwujudkan.

Selain itu, Hasto juga menyebut struktur organisasi, baik di BKKBN pusat maupun di kantor perwakilan di seluruh provinsi di Indonesia bisa dipertahankan untuk pencapaian target percepatan penurunan prevalensi stunting sebesar 14 persen pada 2024.

"Selama satu semester pertama Tahun Anggaran 2022 ini kami masih banyak mengalami kendala sehingga penyerapan anggaran tidak dapat dilaksanakan secara optimal. Terutama dalam penyerapan dana alokasi khusus bidang keluarga berencana, yaitu DAK fisik dan nonfisik (BOKB)," kata Hasto dalam keterangannya, Kamis (11/8/2022).

Selain itu, Hasto juga mengatakan bahwa pihaknya telah mengalami dua kali penghematan anggaran atau refocusing sehingga berpengaruh terhadap capaian sasaran kinerja yang sudah ditetapkan. Dia menyebut, sampai dengan bulan Juni tahun 2022 realisasi penyerapan anggaran mencapai 36,91%, sedangkan capaian peserta KB baru sebesar 598.360 peserta atau 37,9%.

"Prosentase pemakaian kontrasepsi modern tahun 2021 sebesar 57,01% dari target 62,16%. Sementara itu, peserta KB MKJP (2021) sebesar 22,41%, begitu juga angka unmeet need masih tinggi, yaitu 18,20% (PK 21). Kondisi ini tentu harus menjadi perhatian kita semua agar pada akhir tahun anggaran 2022, serapan anggaran bisa lebih baik dan capaian sasaran kinerja program juga dapat tercapai secara maksimal," jelas Hasto.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: