Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Ungkap Sejumlah Alasan Pertumbuhan Ekonomi RI di Atas 5%

Pemerintah Ungkap Sejumlah Alasan Pertumbuhan Ekonomi RI di Atas 5% Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin mengungkapkan alasan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,72%pada triwulan III 2022 diantaranya karena fundamental ekonomi yang kuat.

“Dukungan fundamental ekonomi yang kuat, serta pilihan kebijakan yang tepat, mampu membawa perekonomian Indonesia tumbuh 5,72% pada triwulan ketiga tahun 2022 ini,” ungkap di Makassar, kemarin.

Maruf mengungkapkan alasan menguatnya ekonomi Indonesia. Pertama, pemulihan ekonomi berjalan di jalur yang tepat. Indikator ini terlihat dari indeks manufaktur ekspansif, ekspor terus tumbuh, dan surplus neraca perdagangan terus membesar.

Faktor kedua, kepercayaan dunia meningkat dan posisi Indonesia di panggung global semakin diperhitungkan.“Indonesia bahkan dikatakan sebagai salah satu bintang yang bersinar terang di Asia yang memiliki letak, sumber daya dan demografi yang bernilai strategis,” imbuhnya.

Faktor ketiga resiliensi ekonomi dan keuangan syariah selama pandemi terbukti cukup solid. Empat pilar ekonomi dan keuangan syariah sudah berjalan pada lajur yang tepat dan terus berkembang.

“Empat pilar itu adalah pengembangan industri halal, pengembangan industri keuangan, pengembangan dana sosial syariah wakaf zakat infak sadakah dan pengembangan usaha dan bisnis syariah serta mengembangkan para usahawan syariah,” Ucap Maruf.

Selain itu pemerintah juga juga sudah dan terus mengembangkan kawasan industri halal. Beberapa bahkan sudah dibangun misalnya di Sidoarjo, Jawa Timur. Kemudian di Batam, di kepulauan Riau, di Bintan, Banten.

“ Kemudian sekarang sedang dipersiapkan di Riau dan saya menunggu di Sulawesi Selatan,” tambahnya. Maruf pun berpesan agar masyarakat terus berkontribusi dalam kemajuan ekonomi dan keuangan syariah melalui program inovasi yang inklusif dan berkelanjutan.

“Perlu dilakukan penciptaan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru yang inklusif dan berkelanjutan,” pesannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: