Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Keterwakilan Perempuan Masih Rendah, Menteri PPPA Dorong Penguatan Kualitas Hadapi Pemilu 2024

Keterwakilan Perempuan Masih Rendah, Menteri PPPA Dorong Penguatan Kualitas Hadapi Pemilu 2024 Kredit Foto: KemenPPPA

"Oleh karena itu, kami terus melakukan serangkaian pelatihan dalam upaya peningkatan kapasitas dan pengetahuan dari perempuan dalam bidang politik," ucap Arsul.

Lebih lanjut, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Komunikasi dan Informasi Golkar, Nurul Arifin mengungkapkan, saat ini keterwakilan perempuan dalam politik memang mengalami peningkatan, namun masih belum mencapai target afirmasi 30%. Banyak pula partai yang sudah melakukan mainstreaming gender dalam kebijakan.

Baca Juga: Kemenkop-UKM: UMKM Milik Perempuan Lebih Dukung Praktik Ramah Lingkungan

"Namun, yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana partai dapat memberikan pendidikan politik bagi perempuan yang saat ini sangat diperlukan. Hal ini nantinya akan mendorong peningkatan keterwakilan perempuan dalam politik," ujarnya.

Menutup sesi diskusi Kompas Talks, Deputi Kesetaraan Gender KemenPPPA, Lenny N Rosalin, menyampaikan merupakan sebuah keharusan perempuan terlibat aktif dalam berbagai bidang, utamanya politik. Adapun, kondisi keterwakilan perempuan dalam politik saat ini merupakan sebuah bentuk kesetaraan dalam demokrasi.

"Alasan lain ialah mengingat bahwa kepentingan perempuan tidak tunggal dan tidak semua kepentingan perempuan bisa diwakili dengan laki-laki. Selain itu, perlu adanya perubahan pada sistem yang tidak ramah perempuan. Oleh karena itu, untuk mendukung perempuan berani terjun ke dunia politik dengan mengangkat kisah dan cerita perempuan yang menjadi panutan agar bisa memberikan semangat dan inspirasi," kata Lenny.

Baca Juga: Tega! Seorang Gadis di Probolinggo Dirudapaksa Secara Bergilir 7 Pemuda, Kemen-PPPA Buka Suara

Lenny mengungkapkan kesimpulan dari diskusi ini, semuanya menyakini perlu adanya gender mainstreaming dalam politik untuk mendorong proses afirmasi 30% kuota perempuan. Selain itu, memberikan ruang dan memaksimalkan potensi yang dimiliki kader perempuan serta penguatan kapasitas melalui pembekalan caleg perempuan.

Diskusi pada hari ini mengambil momentum yang sangat baik dan relevan, tepatnya tanggal 22 Desember, yang merupakan Peringatan Hari Ibu, sebagai momentum untuk mengenang diselenggarakannya Kongres Perempuan Pertama, yang mana peristiwa ini merupakan wujud kebangkitan pergerakan perempuan Indonesia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: