Saat ini, bahkan setelah pandemi mulai mereda, pandemi masih memberikan banyak scarring effects di beberapa sektor dan subsektor sehingga sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan, Investree harus dapat mengantisipasi hal tersebut yang tentu dilakukan dengan memanfaatkan teknologi yang ada untuk dapat terus berkembang dan dapat mengantisipasi gejolak yang ada.
"Keempat adalah beyond lending, jadi kita menyadari bahwa kebutuhan UMKM di Indonesia tidak hanya dari sisi akses pendanaan tapi bagaimana bisnis mereka dapat berkembang secara lebih efektif, efisien, bagaimana bisa mereka bisa mendigitalisasi. Nah itulah kita menghadirkan dua anak perusahaan di bawah grup Investree," ujar Adrian.
Ia menambahkan pada hal ini, "satu bergerak di bidang alternative credit scoring yang juga terdaftar di OJK IKD, yaitu AIForesee untuk UMKM. Yang kedua adalah Sahabat Bisnis yaitu business solution tools, Lending as a Service yang tujuannya adalah untuk bagaimana mendigitalisasi operasional bisnis dari UMKM tersebut. Jadi benar-benar tidak hanya dari sisi pembiayaan tapi bagaimana kita bisa mendigitalisasi dan empowering UMKM yang tidak lain itu merupakan misi dari Investree."
Hingga saat ini, Investree telah mencapai pertumbuhan secara positif dengan total fasilitas pinjaman mencapai Rp20 triliun dan nilai pinjaman tersalurkan hampir mencapai Rp12,56 triliun. Adrian menyampaikan bahwa pertumbuhan Investree ini tidak lepas dari dukungan regulator, terutama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berperan sebagai mitra bagi Investree.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: