Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Marwan Dasopang Minta Pemerintah Pangkas Biaya-Biaya yang Mubazir Supaya Biaya Haji Bisa Turun

Marwan Dasopang Minta Pemerintah Pangkas Biaya-Biaya yang Mubazir Supaya Biaya Haji Bisa Turun Kredit Foto: DPR RI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang meminta pemerintah memotong biaya hotel dan makanan jemaah agar biaya pelaksanaan haji dapat terjangkau. 

Ia mengatakan berdasarkan pengalaman penyelenggaraan haji, jemaah haji Indonesia lebih banyak menghabiskan waktu ibadah dibanding berada di penginapan sehingga makanan sering mubazir.

"Maka karena itu, kami melihat bahwa pengadaan makan pagi itu cenderung mubazir dan memang dalam sejarah makan pagi itu hanya kita sediakan pada 2022. Pertimbangan pada saat itu masa pandemi, tidak ada yang jualan maka disiapkan makan," ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Baca Juga: Heboh karena Pilih Dukung Anies Baswedan, Putra Haji Lulung Pamit dari PPP, Ada Apa?

Marwan menilai harga satuan penginapan yang diajukan pemerintah masih bisa dinegosiasi lagi. 

Dia mengatakan harga bisa dikurangi karena pelaksanaan haji 2023 sudah normal sebelum pandemi Corona atau COVID-19.

"Hotel yang bakal menjadi penginapan atau beberapa hotel yang ditempati jemaah haji, kami menemukan bahwa harga satuan yang diajukan oleh pemerintah di dalam usulan di panja ini masih memungkinkan untuk dilakukan negosiasi dan menurunkan harga. Karena berbagai hal, satu bahwa proses pelaksanaan haji di 2023 ini sudah berjalan normal," tutur Marwan.

Politisi Fraksi PKB ini menyampaikan pemilihan lokasi hotel di kawasan Misfalah, Makkah, tidak tepat. Hotel di sana tak bisa menampung jamaah dalam jumlah banyak. 

Baca Juga: Ada 61.000 Orang Calon Jemaah Haji Lansia, Kemenko PMK Pastikan Sarana dan Prasarananya!

"Hotelnya tergolong kecil, tidak bisa menampung jamaah yang sekaligus satu provinsi dan bahkan tidak bisa menampung satu kloter harus berbagi. Kedua, karena tidak bisa menampung secara keseluruhan dalam satu kecemburuan, kenapa satu dekat dengan Harom (Masjidil Haram), setengahnya tidak dekat dengan Harom," kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: