Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Geliat Tambang Batu Bara Kerek Bisnis Produsen Alat Berat

Geliat Tambang Batu Bara Kerek Bisnis Produsen Alat Berat Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejumlah pemain baru bara di Indonesia tengah meningkatkan produksi seiring geliat harga komoditas. Kondisi demikian turut mengerek bisnis produsen alat berat. Pasalnya, untuk menggenjot produksi tambang, perusahaan membutuhkan ketersediaan alat berat dan komponen suku cadang.

Vice President Guangxi Liugong Machinery Ltd, Luo Guobing mengatakan, pihaknya melakukan penetrasi bisnis dengan meluncurkan fasilitas Component Rebuilt Center (CRC) di Balikpapan, Kalimantan Selatan, yang merupakan sentra penghasil batu bara di Indonesia. Peresmian fasilitas yang dilakukan melalui kerja sama antara Liugong Machinery Indonesia dengan Intraco Penta Tbk itu, diyakini bakal menunjang purna jual alat berat.

"Sektor pertambangan saat ini sedang menggeliat, dan berkontribusi signifikan terhadap pembangunan ekonomi. Ini perlu terus didukung agar dapat semakin meningkat kontribusinya, termasuk dengan penyediaan layanan purna jual yang memadai,” ungkap Guobing melalui keterangan resminya, Rabu (2/3/2023).

Baca Juga: Majukan Industri Tambang dan Smelter, Menaker Ida Perkuat Kompetensi Pekerja Alat Berat

Menurutnya, kehadiran fasilitas CRC akan menjawab kebutuhan pelaku usaha pertambangan. Jika terjadi gangguan pada alat, tidak perlu menunggu unit baru atau suku cadang baru. Namun, bisa memanfaatkan alat yang ada.

"Caranya dengan mengganti komponen rusak dengan komponen rekondisi. Para pelaku usaha tambang dapat memilih untuk memperbaiki komponennya, atau menukar dengan komponen rekondisi agar meminimalkan downtime mesin, meningkatkan produktivitas mesin, dan menghemat biaya,” ujar dia.

Presiden Direktur Liugong Indonesia, Levi Lin menambahkan, pihaknya akan menyediakan komponen standar hasil rekondisi yang sudah di remanufaktur layaknya produk baru.

Adapun komponen yang rusak nantinya diproses kembali menjadi produk rekondisi lagi. Dengan strategi demikian, para penambang bisa lebih efisien untuk mengatasi masalah pada alat berat, baik secara waktu maupun biaya.

Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Wenbo Xiang, CEO Produsen Alat Berat China yang Pabriknya Ada di Indonesia

"Sebelumnya kami sudah meluncurkan parts distribution center dan services center, dan sekarang fasilitas CRC ini. Kita terus meningkatkan kapasitas di Indonesia, mulai dari kapasitas produk hingga pelayanan purna jual. Tujuannya untuk mendukung geliat pertambangan di Indonesia," beber Levi.

Hal senada disampaikan Chief Executive Officer Intraco, Petrus Halim. Menurutnya, Intraco menjalankan program penggantian komponen rekondisi sudah sejak lama, yang disebut dengan program exchange.

"Program exchange itu menegaskan tentang kolaborasi. Mesin pelanggan kita copot diganti dengan komponen rekondisi. Lalu mesin tersebut kita bangun ulang untuk dipasang di alat milik pelanggan lainnya. Kita tukar-tukaran, kolaborasi saling bantu," jelas Petrus.

Untuk memastikan alat rekondisi tersebut tetap bisa beroperasi sesuai harapan, Intraco punya alat pengujian dynotest. Mesin yang sedang diperbaiki akan diuji coba terlebih dahulu dengan beban tertentu. Sehingga mesin dijamin siap pakai sebelum terjun di tambang.

"Kita berupaya mendukung keberlanjutan operasional perusahaan tambang. Banyak produsen Tiongkok main alat berat, tapi tidak banyak yang mengerti soal layanan purna jual. Fasilitas CRC ini akan menjadi garansi, yang dalam jangka panjang akan membuat nilai after sales Liugong naik." pungkas Petrus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: