Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

DBS Menilai Ekuitas Pasar Negara Berkembang akan Memperlambat Pertumbuhan

DBS Menilai Ekuitas Pasar Negara Berkembang akan Memperlambat Pertumbuhan Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Chief Investment Officer, Consumer Banking & Wealth Management at DBS Bank, Wey Fook menyebut bahwa, ekuitas pasar negara berkembang yang mengarah pada pengetatan kondisi keuangan membuat terjadinya perlambatan pertumbuhan. 

Menurutnya, untuk ekuitas pasar negara berkembang akan mengejar ketahanan melalui investasi bermutu, upah yang relatif tinggi, ditambah dengan kembalinya kebijakan suku bunga tinggi dalam waktu lebih lama, akan membebani prospek ekuitas AS dalam beberapa bulan mendatang.

"Dengan angka inflasi dan penjualan ritel lebih kuat daripada yang diharapkan pada Januari, Bank Sentral AS terpaksa mempertahankan kebijakan moneter ketat," ujar Wey dalam paparanya, Kamis (18/5/2023). 

Baca Juga: Gegara 3 Bank AS Kolaps, Bos BI Akui Banyak Investor Tahan Modalnya ke Negara Berkembang

Meski begitu, krisis perbankan baru-baru ini menyebabkan pengetatan di sektor keuangan dan ekspektasi bahwa Bank Sentral AS tidak akan terlalu agresif menaikkan suku bunganya, membuat pasar berada dalam posisi sulit. 

Lanjutnya, dalam menavigasi upah yang tinggi dan suku bunga lebih tinggi dalam waktu lebih lama, investasikan dana di perusahaan yang dapat membebankan kenaikan biaya ke konsumen serta saham-saham dengan pertumbuhan berkualitas dan obligasi dengan peringkat investasi atau obligasi dengan peringkat tinggi. 

Baca Juga: Dipuji Bank Dunia, Jokowi Dinilai Sukses Hijaukan Ekonomi Indonesia

Faktor lainya adalah, di Eropa dengan kondisi keuangan yang ketat, akibat lonjakan harga energi, konflik Rusia-Ukraina, siklus kenaikan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB) di tengah inflasi masih tinggi, akan memperlambat momentum pertumbuhan. 

Meskipun gambaran makro di Eropa terlihat menakutkan, DBS Bank percaya bahwa investasi di bidang spesifik, seperti, sektor barang mewah, semikonduktor, dan energi, akan mendorong kinerja di atas rata-rata.

"Di pasar bergejolak, memiliki saham perawatan kesehatan dengan nilai beta rendah juga akan meningkatkan ketahanan portofolio," ucapnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: