- Home
- /
- Government
- /
- Government
Sri Mulyani Bangga Ekonomi RI Tumbuh Lampaui Ekspektasi di Tengah Kontraksi Global
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, di tengah perekonomian dunia yang melambat, ekonomi Indonesia terkini justru membawa angin segar.
Dia mengatakan peningkatan konsumsi rumah tangga dan aktivitas manufaktur yang terus berkembang telah menjaga Indonesia tetap mampu mencatatkan pertumbuhan yang relatif stabil dan berkelanjutan.
Baca Juga: Top! Sri Mulyani Lapor APBN Surplus Rp153,5 Triliun pada Juli 2023
"Indonesia sendiri masih dalam posisi PMI yang ekspansif dan bahkan cenderung menguat yaitu 53,3," terang Sri Mulyani, dalam konferensi pers APBN KiTa, Jumat (11/8/2023).
Sri Mulyani menambahkan, di tengah kontraksi ekonomi dunia, hanya ada 18,2% negara yang mencatatkan PMI manufakturnya ekspansif dan sekaligus menguat, termasuk di antaranya Indonesia, India, Filipina dan Meksiko.
"Minggu lalu, BPS telah menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia dalam posisi yang cukup baik. Pertumbuhan ekonomi kita di 5,17% kalau pakai satu digit berarti menjadi 5,2%. Ini di atas ekspektasi dari mayoritas para analis pasar yang memprediksikan perekonomian Indonesia akan tetap tumbuh namun tidak setinggi di 5,17. Ini artinya cukup baik," lanjut dia.
Sri Mulyani melanjutkan, APBN terus bekerja untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jika dilihat dari komposisi pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua ini, konsumsi rumah tangga tumbuh dengan 5,2%. Ini lebih kuat dibandingkan Q1 yang 4,5%.
Menurut Bendahara Negara itu, ada beberapa faktor yang pengaruhi oleh APBN dari konsumsi rumah tangga. Inflasi yang rendah karena APBN ikut bekerja bersama-sama dengan Bank Indonesia untuk menjaga inflasi supaya terus menurun sehingga menyebabkan daya beli masyarakat tetap terjaga atau bahkan menguat.
Selain itu, APBN juga bekerja untuk membantu masyarakat terutama yang paling rentan 40% terbawah dengan belanja-belanja bantuan sosial dan bantuan kepada masyarakat. Hal ini juga turut meningkatkan daya beli dan juga konsumsi masyarakat terutama kelompok yang paling rentan.
Baca Juga: Top! Sri Mulyani: UMKM Warteg Kharisma Bahari Raih KUR Rp1 Miliar dengan Bunga Rendah Subsidi APBN
Kemudian, APBN juga memberikan THR gaji ke-13 pada Q2 ini dan juga belanja yang dilakukan oleh pemerintah baik untuk persiapan Pemilu, penyelenggaraan ASEAN Chairmanship, pelayanan birokrasi dan investasi baik itu di proyek strategis nasional, IKN, dan pemeliharaan aset negara.
"Ini semuanya belanja negara yang jumlahnya sangat signifikan, sangat menentukan dan mempengaruhi kinerja growth terutama dari sisi permintaan. Konsumsi rumah tangga di 5,2%, konsumsi pemerintah tumbuh 10,6% di kuartal kedua. Kedua hal ini konsumsi rumah tangga dan pemerintah itu menjelaskan 60,8% dari total GDP nasional," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement