TikTok dan Segala Kultur Belanja, E-commerce dan Social-commerce Apakah Berbeda?
Hal serupa terjadi di Asia Tenggara, seperti yang diungkapkan oleh hasil riset dari IPSOS Sea Study 2021 yang dilakukan di 6 negara ASEAN. Riset ini mengungkapkan bahwa 69% konsumen di Asia Tenggara telah memulai mengakses live stream shopping, dengan 66% di antaranya melakukan pembelian produk melalui streaming langsung.
Riset tersebut juga mencatat bahwa 78% konsumen di Indonesia memiliki pengetahuan tentang belanja melalui live streaming, dan 71% dari mereka sudah mencobanya, sementara 56% pernah berbelanja menggunakan live streaming.
Baca Juga: Menteri Teten Larang Keras Tiktok Jualan, Saham E-Commerce Beterbangan Kecuali Punya Djarum Group
Live shopping semakin diminati, terutama karena adanya interaksi langsung antara penjual dan pembeli, yang menjadi salah satu aspek daya tarik utamanya.
“Nggak heran, kalau salah satu aspek yang dinilai dari pedagang di dalam platform marketplace adalah kecepatan merespons pertanyaan dan permintaan pelanggan. Mereka yang responsif dikasih bintang, sedangkan yang responnya kurang, maka nilainya rendah,” imbuhnya.
Live shopping adalah cara yang efektif untuk meningkatkan penjualan berbagai jenis produk, termasuk produk-produk seperti fashion kecantikan, barang elektronik, serta perlengkapan dekorasi untuk perbaikan rumah.
Konsumen tertarik karena dapat memberikan kepuasan instan dan memungkinkan mereka untuk berinteraksi secara langsung dengan penjual. Proses ini membantu meningkatkan kepercayaan konsumen dan mendorong penjualan lebih banyak lagi.
Baca Juga: UMKM Siap Dijaga, Mendag Zulfikli Pastikan Akan Mengatur TikTok!
“Live shopping juga menjadi cara yang baik untuk mempromosikan produk baru karena bisa membuat calon pembeli jadi lebih paham tentang produk yang diminatinya,” tutur Indrawan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement